...PBB selalu memperhatikan setiap perkembangan di Myanmar...Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Dari negara otoritarian menjadi negara demokratis, bukan hal cukup mudah bagi Myanmar. Namun, paling tidak upaya mewujudkan alam demokratis itu dilakukan secara cukup serius oleh pemerintahan junta militer Myanmar.
Itulah yang dipujikan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, yang hadir dalam KTT Keempat ASEAN-PBB, di Nusa Dua, Bali, Sabtu. Myanmar, juga digadang-gadang menjadi ketua ASEAN pada termin 2014 nanti, dan ini bisa menjadi momentum bagi bagi negara itu dan ASEAN.
Tentang posisi Myanmar sebagai ketua ASEAN itu nanti, Ban menyatakan, "Kami sambut baik keketuaan Myanmar pada 2014."
Bukan tanpa alasan PBB menyatakakan dukungannya, karena Myanmar dinilai telah mencapai kemajuan berarti tentang penegakan hak asasi manusia. Belum lagi soal partisipasi publik dalam politik nasional negara itu, sudah jauh lebih baik ketimbang lima tahun lalu. Untuk mengamati dan menganalisis hal ini, Ban menunjuk Vijay Nambiar sebagai utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar, dan dia juga hadir dalam KTT Keempat ASEAN-PBB ini.
"PBB selalu memperhatikan setiap perkembangan di Myanmar," kata Ban.
Indonesia sebagai ketua ASEAN kali ini juga memainkan peran penting untuk mendorong Myanmar sebagai ketua ASEAN pada termin itu. Kemarin malam, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, para pemimpin negara ASEAN menyetujui Myanmar menjadi ketua ASEAN pada 2014.
Hal itu, katanya, menjadi salah satu pokok pembicaraan para pemimpin delegasi ASEAN dalam KTT Ke-19 ASEAN, yang dipimpin Presiden Susilo Yudhoyono.
"Dengan ini, Myanmar akan terus diperhatikan oleh dunia internasional," katanya. Ada harapan tersendiri di balik itu semua, yaitu agar negara yang dikenal dengan batu giok-nya itu bisa menjadi masuk ke dalam "klub demokrasi" baru.
Sebetulnya, bukan pada 2014 Myanmar mendapat giliran memimpin ASEAN. Saat itu Myanmar dinilai belum siap memimpin ASEAN, karena alam demokratisasinya belum memadai untuk itu.
Jika mengacu pada urutan, maka Myanmar seharusnya menjadi ketua ASEAN pada 2015, pada saat Komunitas ASEAN digulirkan, dan Laos-lah yang menjadi ketua pada 2014. Dengan berbagai pertimbangan, Myanmar mengajukan percepatan masa kepemimpinan secara resmi agar bisa memimpin ASEAN pada 2014.
Hal ini pernah terjadi pada Indonesia dan Brunei Darussalam pada 2011 dan 2013. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011