serangan produk impor pangan perikanan telah berdampak langsung terhadap keterpurukan ekonomi keluarga nelayan, maupun memburuknya kualitas pangan perikanan bagi konsumsi domestik,"
Nusa Dua (ANTARA News) - Sekitar 40 LSM menginginkan ASEAN agar bersikap tegas dan berani dalam menghadapi dominasi kapitalisme ekonomi yang hanya membawa manfaat bagi sejumlah kecil kelompok.
"Kami berkomitmen dan menyerukan negara anggota ASEAN mampu menegakkan kedaulatan rakyatnya dan sikap politik di hadapan dominasi kapitalisme monopoli," kata juru bicara Gabungan LSM Penandatangan Deklarasi "Membangun Regionalisme yang Berdaulat", Riza Damanik di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Riza mengatakan, pihaknya menolak segala bentuk eksploitasi baik dalam aspek sosial, ekonomi, politik, maupun budaya, termasuk rezim perdagangan bebas.
LSM juga menolak regionalisme yang tidak berdasarkan kedaulatan rakyat serta pengintegrasian pasar tunggal yang tidak inkonstitusional, sebagaimana yang telah dituntut sejumlah pihak dalam proses uji materi UU No 38/2008 tentang Ratifikasi Piagam ASEAN.
"Kami menjunjung tinggi penegakan demokrasi dan politik persatuan, demi menegakkan ekonomi kerakyatan, dari dan untuk rakyat," katanya.
Ia juga memaparkan, berbagai korporasi tambang asal Amerika Serikat, Eropa, Thailand dan sejumlah negara lainnya mengeruk kekayaan alam Indonesia, bahkan menelusuri minyak dan gas hingga ke dasar lautan.
Hingga Oktober 2011, ujar dia, tercatat sebanyak 42 pulau di Indonesia teridentifikasi telah, sedang dan akan mendapat ancaman bencana karena aktivitas pertambangan.
Sedangkan dalam konteks perikanan, Riza mengemukakan bahwa hingga April 2011, dari 79 produk perikanan yang diimpor, sebenarnya 40 di antaranya merupakan produk perikanan yang dapat ditemukan di Indonesia.
"Akibatnya, serangan produk impor pangan perikanan telah berdampak langsung terhadap keterpurukan ekonomi keluarga nelayan, maupun memburuknya kualitas pangan perikanan bagi konsumsi domestik," katanya.
(M040)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011