London (ANTARA News) - Inggris menyelidiki laporan-laporan bahwa dua warganya yang dituduh memiliki hubungan dengan kelompok garis keras tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di kawasan suku Pakistan, kata Kementerian Luar Negeri Inggris, Jumat.
Kedua orang itu diidentifikasi oleh keluarga dan kerabat mereka sebagai Ibrahim Adam (24) dan Mohammed Azmir (37), kata kantor berita domestik Inggris Press Association, lapor AFP.
Menurut laporan itu, kedua orang tersebut tewas di daerah suku Waziristan yang berbatasan dengan Afghanistan setidaknya tiga bulan lalu.
"Kami mengetahui laporan-laporan itu dan menyelidikinya," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris kepada AFP.
Satu sumber pemerintah mengatakan, pencarian informasi akan memakan waktu karena daerah itu terpencil.
Adam, yang berasal dari London, diburu oleh pihak berwenang Inggris setelah melarikan diri dari "perintah pengawasan" pemerintah yang diberlakukan untuk membatasi pergerakan para tersangka garis keras pada Mei 2007.
Azmir, seorang ayah dari tiga anak yang tinggal di Ilford, sebuah kota sebelah timur London, terkena sanksi kementerian keuangan pada 2010 yang membekukan asetnya karena khawatir ia terlibat dalam pendanaan terorisme.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.
Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 670 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu. Pada 2009, 45 serangan semacam itu menewaskan 420 orang, menurut hitungan AFP.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaida melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.
Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.
Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011