Washington (ANTARA News) - Afghanistan terancam jatuh ke perang saudara dan kawasan jika semua tentara asing dan Amerika Serikat pergi sesuai dengan rencana pada akhir 2014, kata mantan menteri dalam negeri negara terkoyak perang itu pada Kamis.
Mohammad Haneef Atmar, berbicara di Washington, juga menyatakan upaya Kabul membawa Taliban ke meja perundingan, yang Amerika Serikat nilai penting untuk perdamaian, gagal menarik pejuang garis keras itu.
Atmar, yang menjabat sebagai menteri dalam negeri antara 2008 hingga 2010, menyatakan salah memperkirakan kekerasan akan berhenti setelah penarikan pasukan NATO pada 2014 tersebut dan bahwa 20.000-30.000 tentara asing harus tinggal.
"Dengan 450.000 tentara, kami punya masalah pada saat ini," katanya kepada hadirin di kelompok pemikir Pusat Kajian Strategis dan Internasional, mengacu pada gabungan jumlah pasukan keamanan Afghanistan dan tentara asing.
"Kami membuat kemajuan di Helmand dan Kandahar, tapi kami tidak membuat kemajuan di timur dan tenggara. Mengapa kita percaya bahwa setelah beberapa tahun Afghanistan sendiri akan mampu mengelola masalah itu?" Katanya.
Amerika Serikat semakin berupaya merundingkan akhir kemelut Afghanistan mengingat perlawanan tetap mematikan lebih dari 10 tahun setelah serangan 11 September mendorong pasukan negara adidaya itu menyerang negara tersebut.
Lonjakan jumlah tentara Amerika Serikat membantu memperbaiki keamanan di wilayah bergolak selatan, tapi pejabat Pentagon menyatakan pemerintahan Presiden Barack Obama mengupayakan penurunan jumlah gerakan tempur di Afghanistan jauh lebih awal dari yang direncanakan.
Atmar menyatakan Afghanistan hanya akan berhasil jika keamanan di wilayah panas, seperti, Kandahar dibangun dan pemerintah Kabul diperkirakan dapat jatuh.
"Mengapa jatuh? Jika terjadi penarikan dini pasukan, jika ada penurunan berarti atas bantuan ekonomi dan jika kekosongan akibatnya diisi orang wilayah," katanya, mengacu pada tetangga Afghanistan, yakni Pakistan, Iran, Rusia, dan India.
"Jika itu terjadi, kami akan jatuh. Akan ada naskah sempurna untuk perang kawasan dan akan terjadi perang saudara semu di Afghanistan, yang mengarah ke perpecahan Afghanistan," katanya, dengan mencatat bahwa keadaan seperti itu akan memberikan tempat lebih aman bagi gerilyawan pembenci Amerika Serikat.
Atmar, yang juga menteri pendidikan antara 2006 hingga 2008, menyatakan akibat kekosongan keamanan itu membuat tentara dan polisi negara Afghanistan terpecah dan kesetiaan beralih dari ke negara menjadi untuk panglima perang.
"Bagian penting Afghanistan akan dikuasai pemberontak dan yang akan memberikan tempat aman bagi Alqaida, Lashkar-e-Taiba dan semua kelompok lain, yang tidak hanya memiliki masalah dengan Afghanistan," tambahnya.
Lashkar-e-Taiba adalah kelompok pejuang berpusat di Pakistan, yang berperang melawan kekuasaan India di Kashmir dan dituding India atas kekerasan mematikan, terutama serangan pada November 2008 di Mumbai, yang menewaskan 166 orang.
Prakarsa perdamaian terhenti sejak mantan presiden Afghanistan Burhanuddin-Rabbani, yang telah diberi tugas berat berunding dengan pejuang, dibunuh pembom jibaku pada 20 September.
Afghanistan dan Amerika Serikat sedang merundingkan siasat kemitraan, yang akan mengatur hubungan dwipihak setelah pasukan tempur persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO -saat ini berjumlah 140.000 orang di negara dilanda perang itu- mundur pada 2014, demikian AFP.
(B002/H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011