Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sempat menyinggung kebijakan negeri Paman Sam untuk menempatkan sekitar 2.500 marinir di Darwin, sebagai salah satu kebijakan luar negeri di Asia Pasifik.
Juru bicara kepresidenan bidang luar negeri Teuku Faizasyah yang hadir dalam pertemuan bilateral kedua kepala negara disela KTT ke-19 ASEAN di Nusa Bali, Jumat, mengatakan dalam penjelasannya Obama menyampaikan bahwa kehadiran marinir di Darwin dalam konteks hubungan bilateral AS dan Australia.
"Dan dalam hal itu, tidak terpaku pada satu kepentingan saja. Tetapi bagaimana kerja sama itu dapat diperluas menjadi pelatihan dan kerja sama militer dengan salah satu negara mitra utama AS," katanya.
Tentang kemungkinan kebijakan itu mengancam kedaulatan dan kepentingan Indonesia, Faizasyah mengatakan, "Itu harus dilihat secara komprehensif. Indonesia memiliki kerja sama dalam mekanisme kemitraan strategis baik dengan AS maupun Australia, sehingga atas kerja sama itu, maka kehadiran militer AS di Australia tidak akan mengancam kedaulatan Indonesia,".
Semisal kesepakatan Lombok Treaty antara Indonesia dan Australia yang menegaskan, tidak ada akan ada kegiatan di wilayah nasional Australia yang mengancam wilayah, kedaulatan atau kepentingan Indonesia.
"Dengan kerja sama antara Indonesia-AS dan Indonesia-Australia, menjadi jaminan bahwa kehadiran militer AS di Darwin tidak akan mengancam apapun secara komprehensif," tutur Faizasyah.
Sebelumnya Presiden AS Barack Obama dalam rangkaian kunjungannya di Asia Pasifik menegaskan AS akan memantapkan pengaruhnya di kawasan tersebut. Langkah nyata yang dilakukan Obama dengan membuat kesepakatan dengan Perdana Menteri Australia Julia Gillard untuk memperluas kerja sama militer kedua negara salah satunya dengan menempatkan sekiat 2.500 marinir AS di Darwin. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011