London (ANTARA News) - Menteri Olahraga Inggris meminta Ketua FIFA Sepp Blatter untuk mundur dari jabatannya setelah meluasnya komentar seputar rasisme di laga sepakbola.

Hugh Robertson mengatakan posisi Blatter sebagai orang nomor satu di dunia sepakbola internasional tidak lagi dapat dipertahankan setelah kemunculannya di televisi dalam wawancara yang menyatakan perselisihan pemain di lapangan termasuk tindakan pelecehan rasisme yang sebaiknya diselesaikan dengan jabat tangan saja.

"Masalah ini sangat serius, tapi ini masalah perilaku," kata Menteri Robertson.

Robertson mengatakan Blatter sebaiknya mengundurkan diri karena dia merasa tidak ada lagi yang lain yang harus dilakukan Blatter.

"Kami sudah mengatakan hal ini berkali-kali," tambahnya.

Ketua Asosiasi Pemain Sepak Bola profesional Inggris, Gordon Taylor, mengatakan Blatter harus menarik komentarnya itu.

"Dia adalah ketua federasi sepak bola dunia, dia seharusnya menjadi pemimpin anti-rasisme," kata Taylor.

Taylor menambahkan bahwa tindakan rasisme itu sifatnya memecah belah persatuan. Blatter mengatakan tindakan rasisme harus dilupakan pada akhir pertandingan dengan melakukan jabat tangan.

"Saatnya Blatter meninggalkan FIFA," kata Taylor.

Sejumlah komentar Blatter disambut dengan keraguan oleh media Inggris. Tabloid The Sun melontarkan kutukan dengan sebuah berita halaman depan berjudul "Buta Seperti Blatt", sementara editorial koran tersebut mengatakan sudah saatnya bagi pejabat berkebangsaan Swiss itu untuk mundur.

"Blatter telah melakukan kebodohan dan sekarang dia berpikir rasisme adalah hal yang sepele. Benar-benar seperti kodok," tulis koran itu.

Blatter melontarkan komentar itu lantaran pemain klub Liverpool asal Uruguay, Luis Suarez, mendapat hukuman dari Asosiasi Sepak Bola Inggris karena diduga melakukan tindak rasisme terhadap pemain klub Manchester United asal Prancis, Patrice Evra.

Kapten tim Inggris, John Terry, juga menghadapi kasus yang sama serta diperiksa polisi dan Football Association (FA) karena melontarkan ucapan bernada rasis terhadap pemain bertahan klub Queens Park rangers (QPR) Anton Ferdinand.

Sementara itu, jurnalis sepoakbola Henry Winter mengatakan posisi Blatter yang berada di puncak dunia olahraga tidak dapat dipertahankan lagi.

"Setiap politikus yang mengatakan komentar ofensif akan dipecat atau mengundurkan diri. Namun Tyrannosaurus Sepp melakukan tindak penghinaan terhadap kesusilaan umum, yang sangat memalukan dunia olah raga yang besar ini," kata Winter.

Dalam wawancaranya dengan BBC, Rabu lalu ( 16/11), Blatter mengatakan bahwa olah raga itu (sepak bola, red.) tidak memiliki masalah denga rasisme.

"Saya membantah bahwa tidak pernah ada rasisme. Mungkin ada satu atau dua pemain yang melakukannya terhadap rekannya, mereka terkadang memiliki ucapan atau tindakan yang sesekali salah," kata Blatter.

Blatter membela diri dengan mengatakan hal itu wajar dalam sebuah pertandingan.

"Kita berada dalam sebuah permainan dan di akhir permainan itu kita berjabat tangan. Ini bisa terjadi karena kita sudah bekerja keras melawan rasisme dan diskriminasi," kata Blatter mengklarifikasi isu komentar pedasnya itu.

Balatter juga mengatakan terjadi kesalahpahaman. Apa yang ingin disampaikan Blatter bahwa sebagai pemain selama permainan harus "beradu" dengan lawan mereka. Kadangkala sesuatu berjalan salah.

Mantan kapten tim Inggris, Rio Ferdinand, mengkritik Blatter lewat akun mikroblogging twitter miliknya.

"Komentar anda tentang rasisme sangat merendahkan dan meremehkan. Jika para penggemar meneriakkan kata-kata rasis dan lalu menjabat tangan kami, apakah itu dibenarkan?" tulis Ferdinand.

Blatter, Kamis (17/11), kembali mengulangi "catatan bangga" FIFA lewat twitter terhadap kasus diskriminasi.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011