Nusa Dua (ANTARA News) - Pertemuan puncak ke-19 para pemimpin ASEAN di Nusa Dua, Bali, Kamis, menyepakati peta jalan bagi lahirnya "suara tunggal" ASEAN di forum multilateral tahun 2022 dan mendukung Myanmar menjadi ketua pada 2014.
Kesepakatan untuk mengadopsi dan melaksanakan landasan bersama untuk satu suara dalam merespons isu-isu global itu tertuang dalam Deklarasi Bali tentang Komunitas ASEAN dalam Satu Komunitas Global Bangsa-Bangsa (Bali Concord III) yang ditandatangani 10 pemimpin organisasi regional itu Kamis sore.
ASEAN adalah Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan sepuluh negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.
Terkait dengan dukungan para pemimpin ASEAN kepada Myanmar di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) ini, kepastian kabar mengenai hal itu datang dari Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
"Atas rekomendasi para Menlu, para Kepala Negara secara bulat mendukung keketuaan ASEAN oleh Myanmar pada 2014," kata Marty kepada wartawan.
Marty menjelaskan, kesepakatan itu dicapai dalam serangkaian pertemuan para kepala negara/pemerintahan ASEAN yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Wacana keketuaan Myanmar menjadi topik pemberitaan setelah negara itu tidak bisa menjadi Ketua ASEAN karena permasalahan HAM di negara itu.
Marty mengatakan, para pemimpin ASEAN sependapat bahwa telah terjadi perubahan yang positif di Myanmar, khususnya dalam hal jaminan dan penghargaan terhadap HAM.
"Semua kepala negara menghargai sudah ada perubahan yang signifikan di Myanmar," kata Marty.
Di tengah keberhasilan yang dicapai, jalannya KTT ke-19 ASEAN ini sempat diwarnai dengan ketidakhadiran Presiden Filipina Benigno Aquino III di acara pembukaan dan foto bersama para pemimpin.
Menteri Komunikasi Filipina Ricky Carandang mengatakan bahwa ketidakhadiran itu dikarenakan ada "kegiatan dalam negeri" yang harus dilakukan Presiden Benigno Aquino.
Namun, ia mengatakan Presiden Benigno mengikuti sesi retret dan seluruh rangkaian kegiatan KTT ke-19 ASEAN serta KTT terkait, termasuk KTT ke-enam Asia Timur.
Sebagai pengganti posisi Presiden Benigno Aquino III di sesi foto bersama para kepala negara dan pemerintahan ASEAN, Kamis pagi, adalah Sekretaris Presiden Ramon A. Carandang.
Sementara itu, sekitar pukul 18.25 WITA, Pesawat Kepresidenan "Air Force One" yang membawa Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Obama termasuk para kepala negara/pemerintahan negara mitra ASEAN yang mengikuti KTT ke-enam Asia Timur sebagai rangkaian kegiatan KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait sejak 13 hingga 19 November ini.
Kedatangan Obama di Bandara Ngurah Rai disambut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Pati Djalal, serta Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel.
Di tengah berlangsungnya KTT ke-19 para pemimpin, sekitar 700 orang pelaku usaha/industri, pejabat pemerintah dan mitra dialog ASEAN mengikuti KTT Bisnis dan Investasi ASEAN 2011.
Pelaksanaan KTT Bisnis dan Investasi ASEAN di Bali International Convention Center (BICC) dari 16 hingga 18 November 2011 itu dibuka Menteri Perdagangan dan Industri Kreatif Mari Elka Pangestu.
Selain Mari Elka Pangestu yang memberi sambutan mewakili Wakil Presiden Boediono itu, KTT tersebut juga dihadiri Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Terkait dengan Bali Concord III, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato sambutannya pada acara pembukaan KTT ke-19 ASEAN mengatakan, deklarasi itu akan memetakan jalan ke depan bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa.
"Hal ini sesungguhnya sejalan dengan tradisi kerja sama ASEAN selama ini, yang selalu membuka diri terhadap dunia luar, seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya, dan forum strategis seperti Forum Regional ASEAN (ARF)," katanya.
"Semangat dari Bali Concord III adalah partisipasi dan kontribusi ASEAN yang semakin besar bagi terwujudnya dunia yang lebih damai, lebih adil, lebih demokratis dan lebih sejahtera, termasuk peran aktif ASEAN untuk ikut mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini," katanya.
Tahun 2022
Dalam Bali Concord III tersebut, para pemimpin Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar dan Vietnam ini telah pun menyepakati tahun 2022 sebagai waktu pelaksanaan landasan bersama ASEAN dalam merespons isu-isu global tersebut.
"Untuk ini, kami menugaskan para menteri terkait untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan Deklarasi ini dengan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi ASEAN (ACC)," sebut para pemimpin ASEAN dalam Deklarasi setebal 17 halaman itu.
Dengan adanya Bali Concord III ini, "suara bersama ASEAN" yang lebih terkoordinasi dan kohesif dalam merespons isu-isu global yang menjadi kepentingan dan keprihatinan bersama akan dibangun di berbagai forum multilateral.
Para pemimpin ASEAN itu berkomitmen untuk mendorong satu suara ASEAN itu dalam merepons berbagai masalah politik, keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar ASEAN.
Di bidang kerja sama politik-keamanan, disepakati untuk merespons isu ancaman dan kejahatan lintas-batas, terjaganya navigasi internasional yang aman dan bebas, serta kerja sama maritim dan perang terhadap perompakan dan kejahatan di laut.
Disepakati pula untuk mendukung terbangunnya kawasan-kawasan bebas senjata nuklir dan upaya nonproliferasi dan perlucutan senjata serta pemakaian energi nuklir untuk tujuan damai.
Dalam Bali Concord III itu, para pemimpin ASEAN juga bertekad mengintensifkan kerja sama pemberantasan korupsi terkait pemulihan aset dan penolakan terhadap terpidana korupsi yang mencari perlindungan.
Di bidang ekonomi, para pemimpin ASEAN sepakat meningkatkan partisipasi ASEAN dalam berbagai inisiatif integrasi ekonomi kawasan dan dunia serta meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi kawasan dan dunia.
Mereka juga sepakat memperkuat kapasitas ASEAN sebagai segmen rantai pasokan global yang lebih dinamis dan kuat, serta pengamanan pangan, dan energi baik di tingkat kawasan maupun dunia.
Di bidang sosial budaya, disepakati manajemen bencana, pembangunan berkelanjutan, lingkungan dan perubahan iklim, kesehatan, sains dan teknologi, pendidikan, sumber daya manusia, budaya, kualitas hidup yang tinggi sebagai bagian dari fokus kerja sama.
Dalam hal ini, para pemimpin ASEAN misalnya bersepakat meningkatkan koordinasi sipil militer di saat bencana serta kerja sama militer negara-negara anggota dalam misi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Mereka juga memastikan upaya berkelanjutan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial dan keterpeliharaan lingkungan hidup untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Global (MDGs).
Para pemimpin ASEAN itu juga menyaksikan penandatanganan dua dokumen yang dilakukan para menteri, yakni Kesepakatan tentang Pembangunan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Manajemen Bencana (AHA Center) dan Deklarasi tentang Persatuan ASEAN dalam Keragaman Budaya.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan Protokol Kedua tentang Perubahan Kesepakatan Perdagangan Barang di Bawah Kerangka Kesepakatan tentang Kerja sama Ekonomi Komprehensif antara ASEAN dan Republik Korea.
KTT ke-19 ASEAN itu akan dilanjutkan dengan KTT ke-enam Asia Timur yang diikuti para pemimpin ASEAN dan mitra mereka dari China, Korea Selatan, Jepang, Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat dan Rusia.(*)
R013/Z002
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2011