Camat Cawas, Klaten, Pri Harsanto di Klaten, Jumat, mengatakan, wilayahnya sebagai daerah yang paling sering terkena imbas banjir di Kali Dengkeng sudah menyiapkan antisipasi jika banjir lahar sampai mengalir di sungai tersebut.
"Potensi Kali Dengkeng dialiri lahar sangat tinggi, terutama jika banjir lahar dngan intensitas besar terjadi di Kali Woro karena sungai ini merupakan hulu Kali Dengkeng. Oleh karena itu kami sudah koordinasikan hal ini kepada seluruhe elemen masyarakat untuk mewaspadainya," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, langkah antisipasi yang telah dilakukan di antaranya adalah menginstruksikan kepada seluruh warga dan perangkat desa maupun ketua RT/RW untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi terhadap aparat pemerintahan terkait di lokasi rawan terjadinya bencana banjir lokal maupun banjir lahar agar resiko dari bencana tersebut bisa dikurangi.
Selain itu, kata dia, seluruh posko siaga bencana yang ada di setiap desa juga harus disiagakan, terutama jika hujan sudah mulai turun, baik di Merapi yang berpotensi mengakibatkan banjir lahar maupun hujan di kecamatan tersebut yang mengakibatkan banjir lokal yang dapat merendam permukiman penduduk.
"Khusus untuk desa yang berada di sekitar Kali Dengkeng, antisipasi resiko yang ditimbulkan akibat aliran banjir lahar bisa dilakukan dengan menghentikan kegiatan penambangan galian golongan C di sungai tersebut karena bahaya banjir lahar mengancam para penambang," tambahnya.
Warga di sekitar Kali Dengkeng juga ditekankan untuk tidak membuang sampah di sungai tersebut karena akan menyumbat aliran dan mengakibatkan aliran banjir meluap ke permukiman.
"Masyarakat juga telah kami minta untuk secara swadaya melakukan normalisasi dengan membersihkan ranting dan batang pohon yang menyumbat aliran sungai, serta melakukan penguatan tanggul dengan cara gotong royong," ujar Pri Harsanto.
Kepala Seksi Bina Teknik Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Klaten Harjoko mengatakan, banjir di Kali Dengkeng mengancam enam kecamatan di Klaten, yakni Cawas, Wedi, Bayat, Karangdowo, dan Prambanan.
"Kalau terjadi hujan tiga hari berturut-turut di wilayah aliran Kali Dengkeng, dapat dipastikan di sana pasti terjadi banjir. Oleh karena itu warga di sekitar sungai tersebut harus selalu waspada akan ancaman banjir dan banjir lahar," katanya.
Kewenangan normalisasi Kali Dengkeng menggunakan alat berat, kata dia, ada di pihak Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo, sehingga pihaknya hanya bisa membantu menyampaikan kondisi dan ancaman bencana di sungai tersebut guna menekan resiko yang mengancam masyarakat sekitar. (ANT-279/M008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011