para siswa diajarkan soal tajwid dalam mengaji AlquranTrenggalek, Jatim (ANTARA) - Sejumlah siswa tuna netra yang menimba ilmu di SLB Kemala Bhayangkari Trenggalek, Jawa Timur aktif belajar mengaji Alquran menggunakan huruf braille selama Ramadhan.
“Saat ini ada empat peserta yang ikut dalam pengajian Alquran braille. Mereka pada umumnya adalah penyandang tuna netra," terang Kepala SDLB Kemala Bhayangkari I Trenggalek, Yessi Kurniawati di Trenggalek, Jawa Timur, Kamis.
Aktivitas mengaji braille itu dilakukan rutin, hampir setiap hari pada jam pelajaran sekolah.
Para difabel itu cukup mahir membaca ayat-ayat suci Alquran , meski dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
Cara membacanya pun terdengar merdu. Meski tidak selancar orang normal, kadang terdengar terbata-bata, namun cukup lancar.
"Dalam pengajian itu para siswa diajarkan soal tajwid dalam mengaji Alquran,” lanjutnya.
Baca juga: ACT Sumsel bantu paket pangan ke penyandang disabilitas
Baca juga: Tadarus Alquran braile semarakkan Ramadhan di Panti Penganthi
Beberapa dari mereka masih kesulitan untuk membaca Al-Quran braille di bagian panjang dan pendeknya.
“Dengan pembelajaran rutin, akhirnya mereka mampu mengaji Alquran braille dengan tajwid yang benar,” kata Yessi.
Dikatakan, belajar membaca Alquran braille itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Sigit Subekti salah satunya. Butuh waktu sekitar empat tahun bagi salah satu siswa itu untuk bisa membaca Alquran braille dengan lancar.
Menurutnya semangat dan telaten menjadi kunci agar bisa mahir membaca Alquran braille di tengah keterbatasan yang ia miliki.
“Sejak duduk di bangku kelas I saya belajar. Alhamdulillah sekarang sudah bisa membaca dengan lancar,” kata Sigit di sela mengikuti kegiatan tersebut.
Baca juga: Galeri Islam Al-Azhom Menyediakan Al-Quran Braile
Beberapa dari mereka masih kesulitan untuk membaca Al-Quran braille di bagian panjang dan pendeknya.
“Dengan pembelajaran rutin, akhirnya mereka mampu mengaji Alquran braille dengan tajwid yang benar,” kata Yessi.
Dikatakan, belajar membaca Alquran braille itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Sigit Subekti salah satunya. Butuh waktu sekitar empat tahun bagi salah satu siswa itu untuk bisa membaca Alquran braille dengan lancar.
Menurutnya semangat dan telaten menjadi kunci agar bisa mahir membaca Alquran braille di tengah keterbatasan yang ia miliki.
“Sejak duduk di bangku kelas I saya belajar. Alhamdulillah sekarang sudah bisa membaca dengan lancar,” kata Sigit di sela mengikuti kegiatan tersebut.
Baca juga: Galeri Islam Al-Azhom Menyediakan Al-Quran Braile
Baca juga: PKPU tebar 1.000 Al Qur`an braile
Baca juga: Jumlah Al Quran Braile Masih Sangat Minim
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022