Jakarta (ANTARA) - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba pembawa perubahan bagian dari GoTo Group, telah berhasil mengumpulkan lebih dari 1.800 pembawa perubahan, changemakers, dalam inisiatif Changemakers Nusantara yang mulai digerakkan sejak bulan Maret lalu.
Chairwoman YABB Monica Oudang dalam keterangannya pada Kamis mengatakan, changemakers merupakan pemeran utama bagi YABB untuk mewujudkan perubahan yang mengakar dan berkelanjutan dengan fokus pada isu sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"YABB percaya bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk membawa perubahan, sebuah potensi yang butuh digerakkan. Kami hadir untuk mengembangkan potensi tersebut, serta mengumpulkan ribuan potensi yang sudah terasah, agar bersama bisa menciptakan dampak yang lebih kuat," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, para pembawa perubahan sejatinya memiliki ketangguhan, ketangkasan, dan kemampuan berkolaborasi untuk menciptakan suatu perubahan.
Changemakers Nusantara bertujuan untuk menggerakkan para pembawa perubahan yang ada di Tanah Air agar berperan aktif membawa perubahan bagi masyarakat dan lingkungan.
Ribuan pembawa perubahan yang bergabung dalam gerakan Changemakers Nusantara ini merupakan sebagian kecil dari changemakers yang ada di Indonesia.
Para pembawa perubahan ini mencakup individu maupun organisasi yang terbukti mampu membawa perubahan bagi masyarakat baik dalam bidang pendidikan, sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains.
Para pembawa perubahan ini akan berkumpul di acara Changemakers Nusantara Day. Acara ini diharapkan dapat menginspirasi dan menggerakkan anggota masyarakat untuk juga berani menjadi changemakers, sehingga dapat menghasilkan dampak perubahan yang lebih masif.
Salah satu pembawa perubahan yang berhasil terjaring dalam gerakan Changemakers Nusantara adalah Denok Marty Astuti.
Denok merupakan pegiat di sektor lingkungan yang gigih menggerakkan masyarakat, khususnya warga Solo, untuk mengurangi tumpukan sampah yang berpotensi mencemari lingkungan dengan mengembangkan program bank sampah. Awalnya, tidak sedikit penolakan yang ia terima dari masyarakat.
Pantang menyerah, ia pun terus mengasah kemampuannya berbicara di depan publik dan berupaya meyakinkan masyarakat bahwa gerakan pemilahan sampah ini bisa memberikan dampak yang cukup besar terhadap lingkungan, sosial, bahkan ekonomi.
Program yang berlangsung sejak 2016 itu telah berhasil mengajak masyarakat di Wilayah Solo Raya untuk mendirikan 134 unit bank sampah.
Selain warga pemukiman, Denok juga merangkul berbagai pihak mulai dari pelajar, pemuka agama, pelaku usaha, hingga instansi pemerintah Kota Solo agar gerakannya bisa berjalan lebih masif.
Baca juga: YABB & GoTo siapkan talenta teknologi Indonesia di Generasi GIGIH 2.0
Baca juga: GoTo dan YABB salurkan bantuan kemanusiaan korban Semeru
Baca juga: YABB ajak agen perubahan atasi akses air minum lewat CCL
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022