Paris (ANTARA News) - Lebih dari separuh dari 6.000 bahasa di dunia berada di ambang kepunahan, Organisasi Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan PBB (UNESCO) menyatakan Selasa. "Rata-rata satu bahasa lenyap setiap dua pekan," kata organisasi itu dalam perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional Ke-6 di Paris. Di samping itu, hanya 10 persen dari bahasa dunia diwakili di Internet, kata UNESCO. Perayaan tersebut ditandai di markas besar UNESCO di Paris dengan konferensi tentang keanekaragaman bahasa yang difokuskan pada berbagai kesulitan yang dihadapi minoritas di Afrika, Asia dan Amerika dalam melestarikan bahasa tradisional mereka. "Bila sebuah bahasa mati, itu berarti lenyapnya suatu daya lihat dunia," kata Sekretaris Jenderal UNESCO, Koichiro Matsura. "Bahasa bukan hanya sekedar instrumen, tetapi alat yang luar biasa." Dalam menyusun pikiran kita, dalam mengkoordinasi hubungan sosial kita dan dalam membangun hubungan kita dengan kenyataan, bahasa merupakan dimensi mendasar dari umat manusia," katanya, seperti dilaporkan AFP. Sebagian besar daya upaya UNESCO untuk melindungi berbagai bahasa bertujuan untuk menjamin keanekaragaman yang besar di Internet dan teks-teks resmi, kata organisasi itu. Dewasa ini 72 persen situs Internet dalam bahasa Inggris, disusul bahasa Jerman dengan tujuh persen, dan Perancis, Jepang dan Spanyol masing-masing tiga persen. Sebanyak 20 persen bahasa-bahasa tidak memiliki versi tertulis. Di Afrika, tempat sepertiga bahasa dunia diucapkan, sekitar 80 persen dari bahasa-bahasa ini hanya bahasa lisan belaka, sehingga kemungkinannya untuk lenyap besar sekali, kata UNESCO. (*)

Copyright © ANTARA 2006