Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini membuka peluang untuk mengirim pegawai Kementerian Sosial untuk belajar di luar negeri, guna meningkatkan layanan bagi unit pelayanan teknis (UPT).
Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis, Mensos Risma meminta seluruh jajaran beradaptasi dengan transformasi fungsi sentra menjadi multilayanan.
Kebutuhan untuk memberikan layanan terbaik kepada penerima manfaat tidak dapat terhindarkan, menurut Mensos Risma saat memberikan arahan di lingkungan Ditjen Rehabilitasi Sosial secara daring di Jakarta, Rabu (27/4).
Baca juga: Mensos minta pejabat baru dilantik responsif atasi permasalahan sosial
Sehingga dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan ahli di bidangnya, baik terkait dengan anak, lanjut usia (lansia) dan penerima manfaat jenis lainnya, kata dia.
Untuk mengembangkan kemampuan SDM Mensos tidak akan segan membuka kesempatan bagi para pegawai belajar di negeri maju. Hal ini dilakukan untuk mengakselerasi penguatan kualitas SDM dan layanan.
“Saya berencana memberangkatkan temen-temen ke Jepang untuk melihat fasilitas dan belajar di sana supaya kita tidak banyak tertinggal,” katanya.
Dengan mengasah pengetahuan, diharapkan terbentuk SDM yang profesional dan bertugas pada posisi yang tepat. Misalnya lansia, anak-anak, dan lainnya. Mungkin setelah melalui asesmen dibutuhkan psikolog. Maka para pimpinan UPT diminta menghadirkan psikolog bukan ditangani oleh SDM seadanya.
Tak kalah penting adalah juga memastikan peralatan di sentra milik Kemensos sesuai kebutuhan dan mengikuti perkembangan sesuai zaman.
Baca juga: Mensos Risma optimistis BLT minyak goreng rampung sebelum Lebaran
Selain itu, untuk mendukung peningkatan layanan agar lebih baik di balai-balai perlu digelar training personel untuk saling bertukar ilmu dan pengalaman, seperti bagaimana menangani lansia, penyandang disabilitas, anak maupun orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Mensos Risma juga mengarahkan agar dilakukan pembenahan secara menyeluruh di lingkungan sentra sebagai unit pelayanan teknis (UPT). Pembenahan dilakukan pada aspek peralatan UPT, keterampilan dan pengetahuan, serta sikap dan pola pikir SDM UPT.
Kepada para pimpinan dan staf, Mensos mengingatkan, sentra sebagai UPT berada di tengah-tengah masyarakat di seluruh negeri. Artinya, sentra merupakan wajah Kementerian Sosial di hadapan publik.
“Wajah kita di hadapan masyarakat ada di sentra-sentra. Artinya, sentra itu mata, telinga, mulut, kaki, dan tangan Kemensos. Oleh karena itu, sentra harus beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan layanan," ujar Mensos Risma.
Transformasi bukan sekedar dipahami sebagai perubahan fisik dan material. Namun lebih jauh lagi, Mensos menekankan, agar para pimpinan UPT memastikan terjadinya perubahan cara pikir di internal UPT, yang masih mengedepankan kualitas fisik ketimbang memperhatikan fasilitas dan layanan.
“Tidak ada lagi ungkapan ‘kalau dulu seperti ini bu’. Perlu diingat wajah Kemensos sudah berubah,” katanya.
Di beberapa tempat, masih ditemukan kinerja pegawai x, namun
Ia mengingatkan, agar jajaran Kemensos bekerja dengan berorientasi pada kepuasan klien, yakni kelompok rentan sebagai penerima manfaat. Kualitas layanan yang baik bisa dilakukan dengan landasan keikhlasan dan kesungguhan, dan memperhatikan nasib orang-orang yang memerlukan pertolongan seperti orang miskin dan kelompok rentan.
Mensos pun memotivasi agar seluruh jajaran balai memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Terlebih, kesempatan menolong kelompok rentan tersebut tidak menggunakan kekayaan sendiri. Ia meminta para pimpinan UPT mencermati dan memastikan memberikan layanan yang tepat untuk setiap penerima manfaat.
Baca juga: Restrukturisasi Kemensos menghemat anggaran hingga Rp260 miliar
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022