... Jangan remehkan perempuan (ASEAN)...
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Berapa jumlah perempuan di ASEAN? Berapa potensi mereka memajukan kualitas hidup dan perekonomian kawasan? Bagaimana perempuan di ASEAN membangun semua itu? Banyak lagi pertanyaan yang bisa dijawab dalam satu seminar pemberdayaan perempuan ASEAN, di Nusa Dua, Bali, Rabu.


Seminar ini menjadi seri aktivitas pembuka KTT Ke-19 ASEAN. Seluruh delegasi negara peserta pertemuan puncak itu hadir, tidak lupa juga pihak tuan rumah, Indonesia.


Berbicara sebagai pembicara kunci seminar yang dihadiri banyak ahli, penggiat, pejabat yang berwenang dengan hal ini, hingga praktisi langsung di ASEAN, Ibu Negara Indonesia, Kristiani Yudhoyono, membuka seminar itu. Hal-hal pokok yang menjadi materi bahasan adalah kemampuan perempuan di ASEAN untuk mendukung perekonomian keluarga, komunitas, hingga berujung pada kawasan dan negara.


Contohnya adalah usaha mikro --kalau di Indonesia bisa dibandingkan dengan usaha warungan-- yang secara tekun dibangun oleh perempuan-perempuan itu. Walau kelihatannya remeh, namun ditegaskan Ani Yudhoyono, bahwa itu, "Terbukti membantu Indonesia dari krisis pada 1997 dan 2008 lalu."


Di pedesaan, perempuan telah terbukti membaktikan dirinya bagi upaya nyata memajukan perekonomian setempat. Di perkotaan, dengan karirnya yang bisa dikatakan telah sama dengan para rekan lelakinya, perempuan juga menunjukkan hal serupa pada dimensi berbeda.


Jadi, dengan tugasnya sebagai perempuan yang secara tradisional berdekatan dengan mengasuh anak-anak, perempuan itu juga tidak lupa memikirkan kemakmuran dengan caranya sendiri yang nyata. "Indonesia telah melakukan hal ini. Kemudahan mendapatkan dana kredit usaha rakyat telah dilaksanakan di mana-mana," katanya.


Usaha kecil yang ada di Indonesia ini jumlahnya sangat banyak: lebih dari 51.000 (hanya berdasarkan data yang ada, belum lagi yang tidak terdata atau baru bertumbuh). Dalam KTT Ke-19 ASEAN ini, ada upaya untuk semakin menggairahkan bisnis antar masyarakat di negara-negara serumpun ini.


"Pendekatan antar masyarakat menjadi satu tumpuan penting. Pada masa depan, kekuatan soft power ini akan semakin penting," katanya.


Akhirul kalam dalam pembukaan seminar pemberdayaan perempuan itu, setelah membeberkan capaian dan hambatan yang masih dialami perempua di ASEAN, Ani Yudhoyono berkata sampai dua kali, "Jangan remehkan perempuan (ASEAN)..." Hadirin yang sebagian besar perempuan di Auditorium Balai Konvensi Internasional Bali itu, memberi tepuk tangan keras dan sangat antusias! (*)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011