Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menjadi bertengger di bawah level psikologis 1.900 dolar AS, karena dolar terus menguat tak henti-hentinya yang mengunjungi kembali tingkat tertinggi era pandemi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, merosot 15,4 dolar AS atau 0,81 persen, menjadi ditutup pada 1.888,70 dolar AS per ounce. Emas berjangka muncul kembali di atas level psikologis 1.900 dolar AS, setelah sempat jatuh ke 1.890,20 dolar AS pada Senin (25/4/2022).

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya melonjak ke 103,29, tertinggi sejak puncak Maret 2020 di 103,96.

Greenback telah naik dari kekuatan ke kekuatan selama lima minggu terakhir di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menggandakan kenaikan suku bunga mulai Mei dan seterusnya.

Pasar memperkirakan bahwa Federal Reserve akan bergerak agresif untuk menaikkan suku bunga pada Mei dan Juni dan kemungkinan besar pada Juli, sebagai tanggapan terhadap inflasi yang mencapai titik tertinggi dalam empat dekade.

Baca juga: Emas "rebound" dipicu kekhawatiran pertumbuhan global, inflasi tinggi

Setelah memangkas suku bunga menjadi hampir nol pada awal pandemi, pembuat kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal atau FOMC, menyetujui kenaikan suku bunga era pandemi pertama pada 16 Maret, menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, atau seperempat poin. Itu membawa suku bunga pinjaman utama menjadi antara 0,25 persen dan 0,5 persen.

Banyak anggota FOMC telah menyimpulkan bahwa kenaikan Maret terlalu jinak untuk mengendalikan inflasi yang berlari kencang di tertinggi 40 tahun. Para ekonom hampir yakin sekarang tentang kenaikan 50 basis poin, atau setengah poin persentase, pada keputusan suku bunga berikutnya pada 4 Mei.

Kenaikan dolar telah merusak reli emas, yang naik ke level tertinggi satu bulan di 2,003 dolar AS minggu lalu sebelum tiba-tiba berbalik.

"Ini merupakan bulan yang aneh untuk emas yang reli menuju 2.000 dolar AS sebelum jatuh kembali di bawah 1.900 dolar AS yang sangat sedikit juga," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Baca juga: Emas anjlok 38,3 dolar karena rencana Fed gandakan kenaikan suku bunga

Menurutnya, merasa sangat sulit untuk percaya bahwa selera terhadap emas berkurang mengingat ketidakpastian yang sangat besar dan tekanan inflasi yang masih ada.

Analis pasar mencatat bahwa tidak perlu banyak ketakutan bagi emas untuk diperdagangkan lebih tinggi dengan latar belakang meningkatnya konflik Rusia-Ukraina.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 8,5 sen atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 23,505 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 1,7 dolar AS atau 0,19 persen, menjadi ditutup pada 910,4 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas jatuh 13,9 dolar AS tertekan penguatan dolar AS
Baca juga: Emas jatuh tertekan penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022