London (ANTARA News) - Pasar saham global bergerak lebih rendah dalam perdagangan berombak Selasa, karena investor tetap mengawasi krisis utang zona euro menyusul biaya pinjaman Italia, Spanyol dan Prancis yang mengkhawatirkan lagi dengan melonjak lebih tinggi.

Dealer mengatakan, suasana ditentukan oleh kerugian di Asia untuk hari menggelisahkan lain dan meskipun ada sambutan untuk data positif penjualan ritel AS dan inflasi, fokus segera kembali ke ketegangan di pasar obligasi zona euro, lapor AFP.

Mereka mengatakan, investor mengabaikan data kuat pertumbuhan Jerman dan Prancis untuk fokus pada apakah pergolakan politik di Italia dan Yunani baru-baru ini bisa menetap dan mengatur tahap untuk merubah haluan nasib zona euro.

Karena Italia, Yunani dan Spanyol membayar suku bunga yang naik tajam untuk mengumpulkan dana segar, saham Prancis turun lebih dari dua persen di awal perdagangan, dengan kerugian serupa di pasar lainnya, sementara euro merosot di bawah 1,36 dolar karena kekhawatiran penularan utang lebih lanjut.

"Bantuan awal sementara dari pembentukan yang sedang berlangsung, terutama dari pemerintahan teknokrat di Yunani dan Italia telah kembali terbuktik berumur pendek," kata Lee Hardman, ekonom mata uang di The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ di London.

"Sementara pemerintah teknokrat baru Italia kemungkinan akan meningkatkan langkah-langkah konsolidasi fiskal yang lebih kredibel dan reformasi yang diperlukan sedang dilaksanakan, pasar akan perlu diyakinkan," tambahnya.

Karena pemimpin baru Italia, Mario Monti meluncurkan putaran akhir perundingan untuk membentuk pemerintahan, biaya pinjaman 10-tahun negara itu melompat kembali di atas tingkat berbahaya 7,0 persen.

Sementara di Madrid, Spanyol membayar lebih tinggi suku bunga yang naik tajam lebih dari lima persen pada obligasi 3,16 miliar euro, di tengah kekhawatiran bahwa negara itu akan bergabung dengan Yunani dan Italia, mengalah pada ketidakstabilan keuangan zona euro.

Kesenjangan yang sangat penting antara tingkat bunga atau imbal hasil yang dibayar oleh Jerman dan Prancis, melebar ke rekor 191 basis poin atau 1,91 persentase poin dalam perdagangan sore hari, mencerminkan bagaimana investor lebih suka obligasi Jerman yang dinilia lebih aman dalam iklim saat ini.

Imbal hasil obligasi 10-tahun Prancis - tingkat pengembalian yang diterima oleh investor - meningkat tajam menjadi 3,683 persen namun tingkat Jerman stabil di 1,782 persen, berarti bahwa Prancis harus membayar lebih dari dua kali lipat dari Jerman untuk meminjam.

Di London, indeks FTSE-100 dari perusahaan terkemuka ditutup hampir tidak berubah, tergelincir hanya 0,03 persen menjadi 5.517,44 poin tapi di Paris indeks CAC-40 jatuh 1,92 persen menjadi 3.049,13 poin dan di Frankfurt indeks DAX 30 turun 0,87 persen menjadi 5.933,14 poin.

Milan berakhir turun 1,08 persen, yang telah menguat pada transaksi sore menyusul kerugian berat di awal perdagangan, sementara Madrid turun 1,61 persen.

"(Ketegangan di) pasar obligasi adalah meyakinkan investor untuk menghindar dari kelas aset berisiko dan saham yang memiliki eksposur khusus ke utang negara," kata Joshua Raymond, kepala strategi pasar di pedagang City Index.

Dalam transaksi valuta asing, euro turun tajam ke 1,3506 dolar dari 1,3629 dolar di New York, Senin lalu.

Di Wall Street, saham berbalik lebih rendah. Saham unggulan (blue-chip) Dow Jones Industrial Average turun 0,60 persen pada sekitar 17.00 GMT dan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 0,45 persen.

Penjualan ritel AS naik pada kecepatan moderat pada Oktober, didorong oleh elektronik dan peralatan, sementara inflasi pada tingkat grosir berkurang.

Dealer mengatakan investor enggan mengambil posisi baru mengingat masalah utang zona euro dan pertumbuhan, tetapi menyambut baik angka yang menunjukkan penjualan ritel AS pada Oktober mengalahkan perkiraan analis dengan kenaikan 0,5 persen dari September.

Pasar saham Asia-Pasifik sebagian besar ditutup melemah, dengan Tokyo tergelincir 0,72 persen, Sydney kehilangan 0,44 persen dan Hong Kong jatuh 0,82 persen. (A026/A027)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011