Islam dalam hal ini dapat menjadi sumber motivasi positif bagi perempuan untuk berbuat lebih banyak, termasuk dalam bidang ekonomi

Jakarta (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra menggelar diskusi tentang peran penting perempuan di Indonesia, memperingati Hari Kartini.

"Ilmuwan perempuan di Indonesia dan Australia bisa jadi memiliki peran yang berbeda, karena situasi sosial dan budaya kedua negara yang berbeda. Namun ilmuwan perempuan Australia dan Indonesia bisa bersinergi untuk merumuskan peran-peran universal kaum perempuan dalam perekonomian suatu masyarakat bahkan negara," ujar Atdikbud KBRI Canberra Mukhamad Najib dalam Strategic Talk #3 bertema Women's Economic Empowerment in Muslim Country: an Indonesia case" sebagaimana dikutip ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa tujuan acara itu adalah untuk memperingati hari Kartini dengan mencoba memahami peran-peran perempuan di Indonesia dan negara Muslim lain dalam hal pemberdayaan ekonomi.

Kegiatan itu juga ditujukan untuk mempertemukan ilmuwan perempuan di Indonesia dan Australia agar bisa saling bersinergi dalam menguatkan peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan, khususnya di Indonesia.

Baca juga: G20: Partisipasi perempuan dalam agenda global masih rendah

Sementara itu, salah satu pembicara yang juga merupakan ilmuwan dari Australia, Prof. Minako Sakai dari University of New South Wales (UNSW), mengatakan bahwa kaum perempuan di Indonesia banyak terlibat aktif dalam penguatan ekonomi keluarga. Mereka mengelola usaha-usaha mikro untuk membantu suami dalam meningkatkan penghasilan. Di Indonesia, dukungan ekosistem terhadap perempuan yang berbisnis juga, katanya, cukup baik.

“Di Indonesia, selain pemerintah, dukungan bagi perempuan yang berbisnis juga diberikan oleh organisasi-organisasi seperti Darma Wanita, PKK, dan pengajian-pengajian. Islam dalam hal ini dapat menjadi sumber motivasi positif bagi perempuan untuk berbuat lebih banyak, termasuk dalam bidang ekonomi. Lembaga-lembaga sosial Islam juga sangat membantu perempuan Muslim yang ingin berbisnis dengan memberikan pelatihan dan kadang permodalan," katanya.

Kemudian, pembicara lain yang merupakan Guru Besar UIN Jakarta, Amelia Fauzi, dalam paparannya menyebutkan bahwa 60-80 persen usaha mikro di Indonesia dikelola oleh perempuan.

Menurut dia, keterlibatan perempuan dalam aktivitas ekonomi dan sektor publik di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Sementara, dukungan pemerintah terhadap aktivitas kewirausahaan perempuan diwujudkan dalam konsep ekonomi kerakyatan.

Senada dengan Minako, Amelia juga menjelaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap wirausahawan perempuan sejalan dengan dukungan organisasi keislaman di Indonesia.

"Indonesia memiliki keunikan dibanding negara-negara Muslim lain seperti Bangladesh, negara-negara di Timur Tengah, bahkan Malaysia. Di Indonesia, organisasi keislaman sangat mendukung pertumbuhan aktivitas perempuan dalam berbisnis. Perempuan di Indonesia memiliki tugas domestik di rumah. Namun, hal itu tidak menghalangi mereka untuk membantu suami dalam menguatkan ekonomi keluarga dengan berbisnis," katanya.

Baca juga: Eksplorasi kecantikan perempuan Indonesia dengan bahan alami
Baca juga: MPR: Perlu edukasi kesetaraan gender tingkatkan partisipasi perempuan

Pewarta: Katriana
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022