Jakarta (ANTARA News) - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan perolehan kontrak baru pada tahun depan sekitar Rp15 triliun.

"Kontrak tahun depan diharapkan mencapai Rp15 triliun, sehingga pendapatan bisa mencapai Rp8 triliun," ujar Direktur Utama ADHI, Kiswodarmawan, saat dijumpai di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin.

Kiswodarmawan mengatakan, inti bisnis perseroan masih dikuasai oleh kontraktor, yang menyumbang 80 persen dari pendapatan, disusul engineering, procurement and construction (EPC) sekitar 20 persen. Sementara itu, sektor properti, real estat serta partisipasi pada proyek infrastruktur sekitar 10 persen.

Pada tahun ini, perseroan memproyeksikan kontrak baru sekitar Rp9,127 triliun. Secara keseluruhan nilai kontrak termasuk joint operation dapat mencapai Rp19,523 triliun.

"Tahun ini kita memperkirakan dapat mengantongi pendapatan sekitar Rp7 triliun," katanya.

Sebelumnya, perusahaan konstruksi pelat merah ini menargetkan pendapatan sekira Rp8,53 triliun, namun direvisi menjadi Rp7 triliun, karena perseroan fokus pada penyelesaian permasalahan di Qatar dan pembayaran utang.

Menyoal rencana penerbitan saham baru (rights issue), Kiswodarmawan mengakui bahwa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui melepas sekitar 30 persen saham. Namun, ia menyatakan, berapa porsi sebenarnya, maka perseroan menyerahkan keputusan kepada pemegang saham, yakni Kementerian BUMN.

"Rights issue ini untuk pengembangan anak usaha, seperti Adhi Realty," tuturnya.

Dari aksi korporasi ini, perseroan memperkirakan dapat menghimpun dana sekitar Rp600 miliar.
(T.KR-SSB/B012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011