Jakarta (ANTARA) - Manajer G20 Bidang Kebudayaan Ananto Kusuma Seta mengatakan Indonesia akan membawa gagasan dana kebudayaan global yang bertujuan untuk pemulihan budaya pada pertemuan G20.
“Dalam pertemuan Culture Ministers Meeting (CMM) pada September mendatang, kita akan membawa gagasan mengenai dana kebudayaan global ini,” ujar Ananto dalam taklimat media di Bogor, Selasa.
Dia menambahkan selain untuk pemulihan budaya, dana global tersebut akan menyasar pada para pelaku budaya yang terdampak pandemi COVID-19. Selain itu juga untuk menghidupkan budaya baru yang berkelanjutan.
Pengelolaan dana kebudayaan global tersebut, lanjut dia, akan dikelola oleh UNESCO. Hal itu dikarenakan ada bagian dari organisasi internasional yang memiliki tanggung jawab dalam kebudayaan.
Baca juga: Indonesia dorong pembahasan ekonomi digital di G20
Indonesia, tambah dia, juga mengusulkan agar dana pemulihan kebudayaan global tersebut dimulai pada 2023 mendatang.
“Ini dikarenakan tahapannya sendiri mulai 2022, masih dalam bentuk pernyataan komitmen dari berbagai negara pada pertemyan G20 mendatang,” terang dia.
Dana kebudayaan global yang diperkirakan akan berlangsung selama lima tahun tersebut , diharapkan dapat membantu pelaku budaya yang terkena dampak pandemi secara global. Serta, mengangkat kembali budaya-budaya hidup berkelanjutan yang ada di masing-masing negara..
Baca juga: T20: Investasi infrastruktur digital masih diperlukan untuk negara G20
Baca juga: BI dan BIS luncurkan G20 Techsprint Initiative 2022
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022