... Ini harus tidak terjadi lagi, karena berarti kita tergantung pangan dari berbagai negara lain...
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Bayangkan jika 240 juta penduduk Indonesia tengah santap siang atau malam. Berapa ton nasi dimasak untuk mereka, belum lauk-lauk, bumbu masakan, buah-buahan, air, dan lain-lain disediakan?
Dengan luasan sawah yang ada, ternyata masih kurang bagi penduduk Indonesia. "Selama ini Indonesia masih import beras dari Thailand. Ini harus tidak terjadi lagi, karena berarti kita tergantung pangan dari berbagai negara lain," kata Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih, Senin.
Ketergantungan ini makin parah karena Thailand dilanda banjir besar yang seolah masih jauh dari surut. Kalau begitu, bagaimana keamanan pangan nasional? Di sisi lain, masih banyak juga wilayah berstatus rawan pangan di Tanah Air.
Guna mewujudkan konsep kedaulatan pangan --lebih luas dan strategis ketimbang ketahanan pangan-- dia menegaskan Indonesia tidak lagi menekankan kepada spesialisasi komoditas pangan per wilayah. Contohnya Pulau Sumatera yang dikhususkan untuk ditanami kelapa sawit karena hal itu juga mengakibatkan ketergantungan antardaerah di Tanah Air.
Bila Thailand dipandang tidak lagi mampu menyuplai beras bagi Indonesia, pemecahan kecukupan pangan juga disiapkan pemerintah. Caranya dengan mencari negara alternatif. (M040)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011