Bandung (ANTARA News) - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung kembali menerima pasien baru yang terindikasi suspect flu burung, yakni Id (22 bulan), dari Kampung Rajan Desa Pesawahan Kidul Kecamatan Pesawahan Kabupaten Purwakarta, Selasa.Id, yang dibawa oleh kedua orang tuanya, Zakaria dan Pupu Marfu`ah tiba di RSHS Bandung, sekitar pukul 13.30 WIB dengan menggunakan ambulance, dan langsung dibawa ke isolasi Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dilakukan pemeriksaan.Menurut Zakaria, anak ketiga yang berumur 22 bulan itu sejak lima hari lalu, yakni Jum`at (17/2) lalu mengalami sesak nafas, badan panas dan batuk-batuk. Ia mengatakan, tidak mengetahui apakah anaknya terkena penyakit flu burung atau tidak, tapi ayam miliknya sejak Kamis (16/2) mati secara mendadak.Ia mengaku sempat membawa anaknya ke dokter umum, namun karena dokter itu tidak sanggup menangani anaknya, maka dokter itu merujuk ke Rumah Sakit Bayu Asih di Kabupaten Purwakarta. Rumah sakit itu juga tidak sanggup, maka langsung dilarikan ke RSHS Bandung.Sementara itu, Direktur Umum RSHS Bandung, Dr Cissy Rachiana Sudjana Prawira mengatakan, pada Selasa ini akan ada dua pasien baru yang akan dirawat di RSHS Bandung, salah satunya warga Kabupaten Purwakarta itu.Sedangkan satunya lagi warga Kota Bogor yang merupakan tetangga pasien St (8 bulan) yang sejak Senin kemarin (20/2) dirawat di RSHS Bandung, saat ini sedang berada di perjalanan menuju RSHS Bandung.Ia mengatakan, untuk memastikan bahwa satu pasien itu terkena flu burung atau tidak, pihaknya pada Selasa ini akan mengirimkan sampel darah, lendir tenggorokan dan lendir hidung ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta. Dengan adanya satu pasien baru yang baru masuk ke RSHS itu dan satu pasien lagi yang saat ini sedang dalam perjalanan, maka jumlah pasien suspect flu burung di RSHS menjadi tujuh orang, yakni K (50) warga Kabupaten Subang, AD (Kab Subang), AI (Jatingangor), St (8 bulan dari Bogor) dan In (16 tahun dari Jatinangor - Sumedang), Id (Kab Purwakarta), dan satu orang pasien dari Bogor.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006