Dia pasti akan di Twitter, bersenang-senang dengan jejaring itu. Blogging, berhubungan dengan orang. Facebook,"
Jakarta (ANTARA News) - Apabila pengarang kenamaan Inggris, Jane Austen, hidup di masa kini maka ia akan menjadi seorang blogger yang aktif, dia akan ada di Facebook dan tentu saja akan rajin menggunakan twitter --sekalipun sebagian besar pesan-pesannya di jejaring sosial itu akan mengenai orang lain, bukan dirinya sendiri.
Dugaan itu mencul berdasarkan sikap Austen yang selalu penuh ketertarikan terhadap orang dan apa yang membuat mereka seperti mereka saat ini, sebuah ketertarikan yang membuat dunia modern terpesona oleh wanita yang menulis novel dengan latar belakang desa-desa kecil di Inggris hampir 200 tahun lalu itu, kata Laurel Ann Nattress, editor sebuah antologi cerita pendek yang terinspirasi oleh kisah Austen.
"Dia pasti akan di Twitter, bersenang-senang dengan jejaring itu. Blogging, berhubungan dengan orang. Facebook," kata Nattress dalam wawancara telepon dengan Reuters tentang bukunya yang bertajuk, "Jane Austen Made Me Do It."
"Dia senang memahami bagaimana orang bersikap, dan Anda akan melihatnya dalam tokoh-tokoh ceritanya maupun plot bukunya. Jadi saya berpikir bahwa semua tentang jejaring sosial juga akan mempesona dia karena dia dapat belajar tentang pribadi banyak orang."
Nattress pertama kali membaca Austen saat masih bersekolah, tapi kekagumannya pada penulis yang telah menghasilkan "Sense and Sensibility" dan beberapa novel lainnya itu tidak benar-benar dimulai sampai 1980, ketika sebuah serial televisi tentang "Pride and Prejudice" menghidupkan suasana pedesaan Inggris.
"Saya suka era itu, saya menyukai kebaikan hati, saya mengagumi rasa hormat para karakter satu sama lain. Saya suka dialog mereka - tajam, cerdas, lucu, "katanya.
"Saya tidak benar-benar suka dengan kehidupan saat ini, dan tiba-tiba saya melihat suatu kehidupan luar biasa di masa 200 tahun lalu. Sangat menakjubkan bagaimana sopan orang-orang ini, kebaikan hati dan kesopanan benar-benar mencolok, saya pikir, (dibandingkan) dengan apa yang kami lihat di televisi. "
Nattress segera membaca ulang "Pride and Prejudice," meskipun
dia mengatakan bahwa dia sedikit mengalami masalah dengan bahasa pada awalnya, sama seperti dengan buku-buku yang lain. Permulaan dari kisah cinta karakter dalam novel itulah yang telah membuatnya membaca buku itu lagi setiap tahun.
Meskipun selama bertahun-tahun Nattress mengatakan dia hanya "mengagumi (Austen) dalam sunyi" munculnya internet di pertengahan 90-an membuka dunia baru saat para penggemar Austen yang lain berkumpul.
Pada tahun 2007, ia mulai sebuah blog, "Austenprose," (http://austenprose.com/) untuk berbagi kecintaannya pada segala sesuatu tentang Austen, termasuk perkembangan pesat buku-buku "sekuel Austen" dan buku-buku lain yang terinspirasi dongeng Austen. Dalam beberapa waktu terakhir bahkan muncul dengan sejumlah sentuhan vampir, zombie dan hiu martil.
Di tengah-tengah itu semua, tiba-tiba Nattress menyadari jika tidak ada sebuah antologi cerita pendek yang terinspirasi kisah Austen.
Dengan bantuan dari seorang agen sastra yang menelepon untuk berterima kasih padanya tentang tinjauan yang dia lakukan, dia mencoba menyusun antologi itu."Saya pikir Jane Austen sedang melihat ke bawah pada saya," katanya.
Dalam sepekan ia membuka peluang bagi penulis yang ingin bergabung. Dalam sebulan, mereka memiliki 20 penulis yang mengantri ingin menulis kisah baru yang terinspirasi novel Austen.
Hasil akhir dari buku itu berupa gabungan kisah-kisah para penulis berpengalaman dalam berbagai genre yang dipilih dari 88 cerita pendek dalam sebuah kontes cerita pendek.
Ada satu kisah tentang zaman modern di mana Austen memberikan nasehat pernikahan kepada keponakannya dan satu lagi kisah tentang bagaimana Mr Darcy, tokoh utama dalam novel romantis "Pride and Prejudice," menggugat semua penulis sekuel dan "spin-off" (berbeda dengan naskah asli).
Nattress, yang mengatakan bahwa ia sekarang secara otomatis akan mengasosiasikan semua orang yang ditemuinya dengan karakter Austen, mengagumi Austen karena ketertarikan abadinya pada pribadi manusia.
"Dia menulis pengamatan yang sangat cerdik tentang kepribadian manusia, kelemahan dan hal-hal yang indah. Ini universal dan itu masih menyentuh kita hari ini," katanya.
Dan apa yang akan dilakukan Jane modern, selain blogging?
"Saya pikir dia akan menjadi seorang jurnalis karena dia mencintai kehidupan di masyarakat. Dia senang berbicara tentang orang, tentang dinamika manusia, tentang hubungan pribadi, "kata Nattress.
"Jika dia bukan menjadi jurnalis saya pikir dia akan menjadi psikolog, karena dia begitu jeli. Saya belajar banyak tentang kehidupan dari Jane Austen. "
(G003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011