Solok (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Solok dan Balai Veteriner Bukittinggi bersama-sama melakukan pengawasan terhadap peredaran bahan pangan di Kota Solok menjelang perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah.

Sekretaris Dinas Pertanian Kota Solok Edi Martin di Solok, Selasa mengatakan kegiatan ini telah dilaksanakan dua kali, yaitu pada tanggal 1 April 2022 menjelang Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Pengawasan peredaran bahan pangan berbahan asal hewani ini bertepatan dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap bahan pangan tersebut jelang lebaran.

Di samping itu, kegiatan ini juga amanat dari Permentan Nomor 13 Tahun 2019 tentang pemasukan dan pengeluaran bahan pangan asal hewan ke dan dari wilayah negara RI.

Bahan pangan yang diawasi adalah bahan pangan asal hewan, yaitu daging sapi, daging ayam, telur serta pangan olahan daging berupa bakso. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 20-21 April 2022.

Jumlah personel yang diturunkan sebanyak 15 orang berasal berasal dari Dinas Pangan, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, Bagian Perekonomian serta Satpol PP dan personil dari Balai Veteriner sebanyak tiga orang.

Selain itu, Edi menyebutkan pengawasan peredaran pangan asal hewan terutama daging sapi/kerbau, unggas dan telur yang dijual pedagang di Pasar Raya Solok juga dalam rangka memantau pemenuhan kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

Pengawasan yang dilakukan meliputi asal, jumlah pasokan, kondisi, harga serta bebas dari hal yang dicurigai bersumber dari hewan yang sudah mati, daging gelonggong dan daging/karkas yang disuntik, serta bebas dari penyakit zoonosis.

Sehingga diharapkan BPAH yang dikonsumsi masyarakat Kota Solok memenuhi kriteria ASUH. Pada pengawasan bahan pangan kali ini juga dilakukan pengambilan sampel masing-masing komoditi untuk diperiksa di Labor Balai Veteriner Bukittinggi.

Ketua Tim, Balai Veteriner Bukittinggi Muthia Rahmah menjelaskan pengawasan dilakukan dengan pengambilan sampel masing-masing komoditi, di mana pengambilan sampel terhadap daging sapi sebanyak lima pedagang, daging ayam pada lima pedagang dan telur sebanyak tiga orang pedagang.

Sementara Pengambilan sampel bakso dilakukan pada tiga kedai bakso yang ada di Kota Solok. Uji labor yang akan dilakukan adalah E. Coli, S. Aureus, Salmonella RAB dan identifikasi spesies untuk daging sapi. E. Coli, S. Aureus, Salmonella RAB untuk daging untuk komoditi unggas.

Uji TPC, Salmonella, residu anti biotik untuk untuk komoditi telur. Sementara itu untuk bakso dilakukan pengujian kandungan boraks, formalin dan identifikasi spesies.

"Hasil pengujian akan disampaikan ke Dinas Pertanian Kota Solok dalam rangka membuat kebijakan peredaran pangan asal hewan di Kota Solok,” ujar Muthia.
Baca juga: KKP tegaskan "zero tolerance" terhadap bahan tambahan berbahaya pangan
Baca juga: Bahan pangan ini berbahaya kalau dimakan mentah
Baca juga: Takjil-pangan mengandung bahan berbahaya tak ditemukan di Ternate

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022