Kuala Lumpur (ANTARA News) - Tenaga kerja Indonesia di Malaysia kini bisa mendapatkan pelatihan bahasa Inggris gratis yang diselenggarakan oleh Perum LKBN ANTARA Biro Kuala Lumpur bekerja sama dengan sejumlah mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang menetap di negara itu.
"Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mendaftar cukup banyak tapi hari ini yang datang sekitar 35 orang karena mereka belum bisa menyesuaikan dengan jadwal kerjanya," kata koordinator pelatihan bahasa Inggris untuk TKI, Ronal Imam Setiawan, di tempat pelatihan di Pasar Seni, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu.
Diharapkan pada pekan berikutnya para pekerja tersebut bisa hadir karena sudah bisa mengatur waktu pelatihannya tidak mengganggu jadual kerjanya.
Berdasarkan data yang terhimpun jumlah peserta pelatihan angkatan I lebih dari 50 orang dan akan mengikuti pelatihan setiap seminggu sekali selama tiga bulan (12 kali pertemuan) dengan materi yang telah disusun oleh para pengajar.
Menurut dia, pada pertemuan pertama, teman-teman mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) mengajak para peserta untuk mengenalkan jati dirinya dalam bahasa Inggris seperti siapa nama, tempat tinggal, tempat bekerja, posisi pekerjaan, hobi dan lainnya.
Senada disampaikan Najwa Abdullah Sungkar, mahasiswa UI yang menjadi pemberi materi pertama bahwa pengenalan jati diri menjadi awal pelajaran agar mereka pada saat bertemu dengan orang lain sudah dapat memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar.
Menurut dia, pelatihan ini sangat menarik dan dirinya cukup senang bisa berbagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat Indonesia di negara ini khususnya para TKI.
"Pelatihan ini cukup bagus untuk TKI dan sepertinya mereka juga bisa menangkap materi yang diberikan. Memang ada juga yang tampak diam mungkin kurang paham, ataupun masih takut salah. Tapi ada yang sudah mengajak bicara dalam bahasa Inggris dengan baik," ungkapnya dengan menjelaskan dia dan beberapa temannya sedang mengikuti program pendidikan selama beberapa bulan di Universiti Malaya (UM).
Sedangkan beberapa nama pengajar lainnya juga telah disiapkan seperti Peny Rahmadhani (UI), Beta Golda Nisa (UI) serta sejumlah asistan pengajar yaitu Adini Qisthi Arifah (Universiti Islam Antarbangsa/UIA), Nabila Akhyar (UIA), Dewi Maya (Universiti Tenaga Nasional/Uniten), Wanda Prahayu (Ibu rumah tangga).
Para pengajar tersebut secara sukarela ikut dalam pelatihan ini tanpa meminta imbalan honor sebab ini menjadi bentuk kepeduliannya dengan sesama warga negara Indonesia terutama yang ada diperantauan.
"Nanti saya juga mau ajak teman-teman untuk ikut mengajar dalam pelatihan ini," kata Wanda, seorang ibu rumah tangga yang suaminya bekerja di Kuala Lumpur.
(T.N004/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011