... "Doggy! Hormat!," kata tuannya dengan nada suara sedang namun tegas. Doggy kasih gerakan kaki depan seolah menghormat!...

Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Persiapan pelaksanaan KTT ASEAN dan KTT Terkait di Nusa Dua, Bali, terus dilakukan termasuk pengamanan dan deteksi kemungkinan sabotase. Salah satu caranya dengan memakai anjing pelacak dari Unit Satwa Kepolisian Daerah Bali.

Semula, Lassie dan Doggy, dua anjing pelacak beda kelamin dari jenis Labrador Retriever dan Labrador, cuma mengendusi seluruh ruangan dan perlengkapan yang ada di arena. Mulai dari lift, pot-pot tanaman hias, tempat sampah, meja-meja kerja, sampai pintu dan komputer yang ada. Semua dibaui apakah ada unsur bahan peledaknya.

Bukan rahasia lagi, banyak orang takut pada anjing. Apalagi anjingnya besar dan gerakannya trengginas. "Tidak usah takut, ini anjing baik dan nurut... Silakan lewat, Pak..," kata seorang personel dari satuan satwa itu. Anjing pelacak ada dua aliran besar, pelacak narkotika dan pelacak bahan peledak; bisa saja dua kemampuan itu ada dalam diri satu anjing.

Benar juga, Lassie kemudian mengerem jalannya dan duduk. Doggy yang warna rambutnya hitam juga ikut-ikutan duduk, menunggu perintah tuannya. "Doggy! Hormat!," kata tuannya dengan nada suara sedang namun tegas. Doggy kasih gerakan kaki depan seolah menghormat!

Keriuhan hadirin di sekitar Pusat Media KTT ASEAN di Ruang Singaraja yang luas sekali itu rupanya menarik perhatian banyak jurnalis yang ada. Tidak pelak, mereka memotreti kedua satwa berkemampuan khusus itu.

Bahkan ada yang menjadikan itu sebagai bahan berita ringan seputar pelaksanaan KTT ASEAN ini. Mau yang lebih canggih? Lassie bisa merayap beberapa meter, melingkari orang-orang sambil membawa suatu benda di moncongnya dan mengembalikan benda itu kepada tuannya.

"Ayo... mana tepuk tangannya....," kata komandan unit itu. Tepuk tangan membahana kemudian di latar wajah senyum sumringah dan senang yang menyaksikan pertunjukan dadakan itu. Mau apa lagi, tugas selesai dan lengkap... menghibur juga bisa! (*)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011