New York (ANTARA) - Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan Nasdaq melonjak seiring rebound saham sektor teknologi setelah Twitter setuju untuk dibeli oleh miliarder Elon Musk, memicu reli hari ini di saham-saham pertumbuhan.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 238,06 poin atau 0,70 persen, menjadi menetap di 34.049,46 poin. Indels S&P 500 menambahkan 24,34 poin atau 0,57 persen, menjadi berakhir di 4.296,12 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 165,56 poin atau 1,29 persen, menjadi 13.004,85 poin.
Pada awal sesi, ketiga indeks utama turun dengan indeks 30-saham unggulan jatuh 488 poin di posisi terendah sesinya, namun kemudian berbalik arah bergerak lebih tinggi.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor jasa komunikasi dan teknologi masing-masing terdongkrak 1,53 persen dan 1,44 persen, melampaui yang lainnya. Sementara itu, sektor energi jatuh 3,34 persen, merupakan kelompok berkinerja terburuk, karena harga minyak mentah Brent turun hampir lima persen.
Twitter berakhir melonjak 5,6 persen setelah mengumumkan akan dibeli oleh Musk dalam kesepakatan yang akan mengalihkan kendali raksasa media sosial itu ke orang terkaya di dunia.
S&P 500 diperdagangkan di wilayah negatif untuk sebagian besar sesi tetapi memperpanjang kenaikan setelah pengumuman Twitter. Indeks saham pertumbuhan S&P 500 berakhir menguat lebih dari satu persen, juga bangkit kembali dari penurunan sebelumnya.
"Anda dapat mengatakan saham-saham pertumbuhan ingin reli sepanjang hari tetapi pasar menahannya. Berita Twitter datang dan itu hanya lampu hijau untuk mulai membeli beberapa saham pertumbuhan ternama. Mereka telah oversold untuk sementara waktu," kata Dennis Dick, seorang pedagang di Bright Trading LLC.
Sebelumnya, ketidakpastian bergema di pasar dunia, dengan saham China menandai kemerosotan terbesar mereka sejak penjualan yang dipimpin pandemi pada Februari 2020 dan saham Eropa jatuh ke level terendah dalam lebih dari sebulan di tengah kekhawatiran pembatasan ketat di China.
Perusahaan minyak Chevron Corp dan ExxonMobil tergelincir lebih dari 2,0 persen, dan perusahaan jasa ladang minyak Schlumberger NV dan Halliburton Co juga anjlok lebih dari 6,0 persen.
Pemilik Google Alphabet menguat 2,9 persen menjelang laporan kuartalannya setelah bel pada Selasa. Microsoft dan Facebook pemilik Meta Platform juga naik.
Hampir sepertiga dari perusahaan dalam indeks S&P 500 akan melaporkan hasil keuangannya minggu ini. Dari 102 perusahaan di S&P 500 yang membukukan laba sejauh ini, 77,5 persen dilaporkan di atas ekspektasi para analis, menurut data Refinitiv.
"Perolehan laba akan menjadi sangat penting bagi rata-rata pola pikir investor. Buku pedomannya adalah membeli Apple, membeli Netflix, membeli Google dan menahan selamanya, tetapi pedoman itu tidak lagi bekerja," kata Jake Dollarhide, CEO di Longbow Asset Management. "Bagaimana prospek perusahaan-perusahaan ini nantinya?"
Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, mencapai setinggi 31,6 poin, level tertinggi sejak pertengahan Maret.
Hasil suram dari Netflix yang diuntungkan selama pandemi bersama dengan lonjakan imbal hasil obligasi memukul saham-saham dengan pertumbuhan tinggi minggu lalu, membawa kerugian tahun ini di Nasdaq yang sarat teknologi menjadi sekitar 18 persen.
Meskipun terjadi reli pada Senin (25/4/2022), para analis memperingatkan bahwa volatilitas pasar kemungkinan akan berlanjut di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang laju pengetatan moneter.
Pedagang menilai langkah besar The Fed tahun ini untuk mengendalikan inflasi setelah serangkaian pernyataan hawkish dari pembuat kebijakan. Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu memberikan tanda "siap" untuk kenaikan suku bunga setengah poin pada Mei dan mundur dari kebijakan moneter super-longgar.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 12,8 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,7 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall Street jatuh tertekan laba, Indeks Dow Jones anjlok 981,36 poin
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022