Usia memang tidak bisa dibohongi, `speed` saya semakin berkurang,"
Palembang (ANTARA News) - Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) ke-26 mungkin akan menjadi SEA Games terakhir bagi Darwati, atlet jalan cepat putri Indonesia.
"Insya Allah ini SEA Games yang terakhir, keputusan itu sudah bulat karena saya sudah semakin tua," kata Darwati yang ditemui seusai pertandingan yang di Kawasan Olahraga Jakabaring, Palembang, Minggu.
Pada final nomor jalan cepat 20.000 meter SEA Games 2011 itu, Darwati finish di urutan ketiga dan meraih medali perunggu, sementara medali emas diraih Nguyen Thi Thanh Phuc asal Vietnam.
Tekad pensiun Darwati sudah bulat, meskipun ia yakin akan ada rasa rindu yang sangat dalam untuk terus bertanding. Menurut Darwati, jika dirinya tak mundur, regenerasi atlet jalan cepat Indonesia dipastikan semakin kedodoran.
Saat ini Darwati telah memasuki usia 38 tahun, usia yang tidak lagi ideal untuk mengikuti nomor jalan cepat 20.000 meter, yang membutuhkan stamina yang kuat.
Setelah pensiun nanti, ibu beranak satu, yang lahir di Blora pada 06 Desember 1973 itu, menginginkan menjadi pelatih di nomor jalan cepat.
"Saya kepingin melatih yang muda-muda. Karena saat ini Indonesia sangat kekurangan atlet jalan cepat. Nomor ini harus lebih banyak mendapat perhatian," ujarnya.
Darwati ingin jalan cepat Indonesia berjaya seperti tahun 80-an, dimana Indonesia selalu meraih emas pada setiap perhelatan SEA Games.
Menurut Darwati, regenarasi atlet jalan cepat di negara ASEAN lain begitu bagus, sementara Indonesia masih tetap mengandalkan atlet-atlet senior yang tak muda lagi. Lawan-lawan terberat Darwati pada final itu, rata-rata berusia 20 tahun, jadi mereka pasti lebih segar dan stamina lebih prima.
"Usia memang tidak bisa dibohongi, `speed` saya semakin berkurang," kata Darwati yang tampak kecewa, saat tidak bisa mempersembahkan emas pada nomor jalan cepat itu.
Pada saat pertandingan berlangsung, menurut Darwati, cuacanya juga kurang bersahabat. "Panas sekali udara di sini, lain sekali dengan Jakarta. Jakarta masih lebih dingin," katanya.
Darwati yakin jika Indonesia lebih serius mencari bibit-bibit yang baik, Indonesia akan dapat memperoleh kegemilangan seperti era 80-an.
Jalan cepat, menurut perempuan berjilbab itu, merupakan nomor yang gampang-gampang susah.
"Atlet harus kuat mental, karena pada nomor ini jaraknya tergolong jauh dan aturan diskualifikasi sangat ketat. Jika tidak kuat mental, atlet bisa frustrasi," katanya.
Selain Darwati, saat ini Indonesia hanya memiliki satu atlet jalan cepat putri yang cukup baik, yakni Inayati. Namun, kualitas Inayanti masih dibawah atlet asal Vietnam, Myanmar dan Malaysia.
"Mencari atlet jalan cepat yang catatan waktunya dibawah satu jam 50 menit saat ini sangat sulit, bahkan yang di bawah dua jam saja tidak lebih dari lima orang," katanya.
(T010)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011