Manado (ANTARA News) - Kandungan potensi batu gamping yang ada di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) butuh sentuhan investor untuk dikembangkan.
"Batu gamping ini adalah bahan baku untuk semen. Di Sulawesi Utara memang cukup banyak tersedia sampai puluhan miliar meter kubik," kata Kepala Bidang Geologi, Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Utara, Kathreen Walukow, di Manado, Minggu.
Dia menjelaskan, ada lima kabupaten di Sulut yang punya cadangan batu gamping. Di Desa Basaan, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa Tenggara, diperkirakan menyimpan sekitar 17,595 miliar meter kubik.
Sedangkan di Kabupaten Bolaang Mongondouw terdapat dua lokasi yaitu di Gunung Tandu di Kecamatan Lolak dan Gunung Tapagalon Kecamatan Passi. Di dua lokasi ini menyimpan masing-masing 53,800 juta meter kubik dan 1,375 miliar meter kubik cadangan batu gamping.
Sementara itu di Desa Siniung, Kecamatan Dumoga diperkirakan menyimpan cadangan sekitar 70 juta meter kubik. Sedangkan di Gunung Tolok, di Kecamatan Pangi, Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara diperkirakan cadangannya sekitar 83,563 juta meter kubik.
"Kalau yang ada di Desa Blongko, Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan belum sempat diperkirakan kandungan cadangannya. Tapi potensinya berada di luasan sekitar 50 hektar," jelasnya.
Karena itu, ujar Kathreen, untuk pengembangan ke depan harus ada investor yang serius membangun pabrikan di daerah ini sehingga bahan baku tidak keluar daerah. Apalagi beberapa waktu lalu untuk potensi kandungan sudah pernah dilakukan penyelidikan.
"Sekarang tinggal bagaimana dilakukan explorasi hingga pada tahapan eksploitasi. Ini yang jadi persoalan karena harus butuh investor. Investor sekali lagi masih menjadi hambatan untuk menggali potensi-potensi di daerah ini," katanya.
Potensi batu gamping ini, kata Kathreen, sangat membantu menggerakkan sektor ekonomi di daerah ini bila dikembangkan, selain itu tidak sedikit warga lokal yang akan terserap untuk dipekerjakan di perusahan-perusahan.
"Mudah-mudahan dengan semakin terkoneksinya hubungan antar negara dan daerah, akan banyak investor yang bisa melirik potensi ini," harapnya. (ANT-305/A034)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011