Sao Paolo (ANTARA News) - Kelompok rock Irlandia, U2, memberikan pelajaran mengenai hak azasi manusia dan mendesak rakyat Brazil agar membantu mengakhiri kemiskinan di negara mereka dalam konser spektakuler, Senin malam, di sebuah stadion sepakbola Sao Paolo. Sekitar 70.000 penggemarnya memadati Stadion Morumbi untuk menyaksikan konser yang mereka nanti-nantikan dan band itu tampil selama dua jam dengan membawakan lagu-lagu rock dengan emosi tinggi, demikian laporan Reuters dari Sao Paolo. Dalam salah satu lagunya, penyanyi utama U2, Bono menyampaikan pesan politik kepada penonton yang sebagian besar berasal dari kalangan menengah dan kaya Brazil. Dalam lagu "Miss Sarajevo", sebuah lagu yang diilhami oleh Perang Balkan pada dekade 1990-an, berbagai ketentuan dalam Pernyataan Hak Azasi Manusia Sedunia dalam bahasa Portugis dibentangkan pada layar digital raksasa di belakang band itu. Mereka kemudian memnyanyikan "Pride", sebagai penghormatan mereka kepada Martin Luther King, pemimpin hak sipil AS yang terbunuh pada dasawarsa 1960-an. Bono menyatakan kepada para penonton: "Martin Luther King bukan hanya impian Amerika, tetapi impian Irlandia, impian Amerika Latin ... Mari bernyanyi untuk Peru, Chile, Argentina, Brazil." Layar kemudian diterangi dengan display bendera-bendera negara Amerika Latin. Suka Brazil dan Karnaval Show tersebut diakhiri dengan lagu "One", sebuah lagu seruan bagi perdamaian. Bono berbicara dengan latar belakang musik lagu itu: "Saya Cinta Brazil. Saya suka Karnaval, karena setiap orang saling berjejalan bersama-sama -- kaya dan miskin, tua dan muda, kiri atau kanan. Namun untuk menghapus kemiskinan, kita semua harus bekerja sama, bertindak bersama." Brazil mengalami berbagai masalah hak azasi manusia, mulai dari kebrutalan polisi hingga eksploitasi seksual dan merupakan salah negara tempat kesenjangan antara miskin dan kaya sangat lebar di dunia. Presiden Luis Inacio Lula, mantan pekerja pabrik yamg akar dukungannya terletak pada kaum miskin, telah meluncurkan berbagai program untuk menghapus kemiskinan dan kelaparan. Ia juga berjanji akan melakukan perombakan sosial di antara 185 juta penduduknya. (*)
Copyright © ANTARA 2006