Pada pukul 07.26 GMT, rubel menguat 2,2 persen terhadap dolar pada 73,80, melayang di sekitar level yang terlihat sebelum 24 Februari, ketika Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Rubel telah naik 2,6 persen untuk diperdagangkan pada 78,01 terhadap euro.
Aktivitas perdagangan tetap tenang dibandingkan dengan level yang terlihat sebelum 24 Februari. Pergerakan rubel secara artifisial dibatasi oleh kontrol modal yang diberlakukan oleh bank sentral karena kehilangan kemampuan untuk mendukung rubel melalui intervensi valas setelah sanksi Barat membekukan hampir setengah dari cadangan negara.
Mata uang ini didukung oleh rekor 3 triliun rubel (40,25 miliar dolar AS) yang harus dibayar perusahaan-perusahaan dalam pajak bulan ini, menurut analis yang disurvei oleh Reuters. Untuk melakukan pembayaran, beberapa perusahaan yang berfokus pada ekspor harus menjual mata uang asing.
Dorongan pajak dapat mendukung rubel lebih tinggi, kata Veles Capital dalam sebuah catatan, tetapi penurunan suku bunga yang diperkirakan oleh bank sentral pada Jumat (29/4/2022) dapat mengurangi optimisme.
Pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga bank sentral, setelah dua pergerakan suku bunga darurat pada bulan lalu - kenaikan menjadi 20 persen pada akhir Februari, diikuti oleh penurunan menjadi 17 persen pada 8 April.
Sementara indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar (IRTS) naik 0,5 persen menjadi 932,9 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel (IMOEX) turun 2,0 persen menjadi 2.188,8 poin, level terendah sejak 24 Februari.
Baca juga: Rubel Rusia menguat menuju 78 terhadap dolar, namun saham jatuh
Baca juga: Rubel Rusia melemah dan saham jatuh, seiring lanjutnya perang Ukraina
Baca juga: Rusia longgarkan aturan pembelian valuta asing saat rubel reli
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022