Bangkok (ANTARA News) - Sutradara Oliver Stone menyatakan dirinya tak tahu apakah Amerika siap menerima film mendatangnya tentang serangan 11 September, namun menekankan film itu lebih menceritakan sisi kemanusiaan ketimbang aspek politis dari tragedi itu.
Peraih tiga Piala Oscar yang sering menimbulkan kontroversi itu mengemukakan "World Trade Centre", yang akan dirilis pada akhir tahun ini pada sekitar peringatan lima tahun serangan itu, mendokumentasikan sehari dalam kehidupan dua pria yang terjebak dalam peristiwa itu, para penyelamat dan keluarga mereka.
Berbicara di depan audience dalam sesi tanya jawab, Senin menjelang tengah malam, di Festival Film Internasional Bangkok, Stone bertanya apakah rakyat Amerika siap menerima film utama Hollywood tentang masalah tersebut.
"Apakah Amerika merasa siap dengan 11/9? Apakah Amerika siap dengan seks gay? Saya tak tahu," kata Stones kepada hadirin, seperti dilaporkan AFP.
Stone merujuk pada film koboi gay arahan Ang Lee, "Brokeback Mountain", yang telah menjadi film sukses yang mengejutkan di bioskop-bioskop AS dan memperoleh delapan nominasi Oscar.
"Film itu menuturkan tentang upaya penyelamatan dan keluarga yang terlibat dalam penyelamatan. Film itu secara teknis berupaya sungguh-sungguh untuk bersikap realistik tentang apa yang terjadi di gedung tersebut," katanya.
Tak ada teori konspirasi
Aktor peraih Oscar, Nicolas Cage, memerankan tokoh utama film itu, Sersan Polisi John McLoughlin, yang terperangkap bersama seorang seorang polisi lainnya di tengah reruntuhan salah satu menara kembar World Trade Centre yang runtuh setelah diserang dua jet penumpang bajakan.
Di samping soal kepekaan terhadap masalah pokok itu pada rakyat Amerika, media industri telah melaporkan bahwa sejumlah orang yang terkait dengan proyek Paramount Pictures itu merasa khawatir bahwa Stone boleh jadi memasukkan pandangan politiknya ke dalam film itu.
Stones dikenal sebagai orang yang sangat kritis terhadap cara penanganan yang dilakukan Presiden George W. Bush atas serangan itu dan kejadian sesudahnya dan di Bangkok ia mengatakan kepada hadirin bahwa "pemerintah sekarang sudah menjadi mimpi buruk".
Akan tetapi, Stone, yang filmnya "JFK" dikecam oleh berbagai kalangan karena mengemukakan pendapat bahwa pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada 1963 merupakan bagian dari sebuah komplotan, menyatakan tak ada teori konspirasi dalam "World Trade Centre".
"Tak ada penyebutan hal itu, karena film itu betul-betul dokumen selama 24 jam tentang hidup kedua pria ini," katanya.
"Mereka berada di tengah kehancuran ... di tengah lobang elevator. Mereka selamat. Itu tentang penyelamatan mereka dan keluarga mereka di rumah," tambah Stone. (*)
Copyright © ANTARA 2006