Macron mengatakan ambisinya untuk lima tahun ke depan adalah untuk menjadikan Prancis lebih independen, membentuk Eropa yang lebih kuat, dan terus berinvestasi di negara tersebut guna menjadikan "Prancis sebagai bangsa ekologis yang hebat."
Paris (ANTARA) - Presiden petahana Prancis Emmanuel Macron memenangi pemilihan presiden (pilpres) dengan perolehan suara sebesar 58,6 persen, demikian menurut perkiraan hasil awal (exit poll) yang dirilis pada Minggu (24/4) malam waktu setempat oleh stasiun televisi Prancis BFMTV.
Rival Macron, kandidat sayap kanan ekstrem Marine Le Pen, meraih 41,4 persen suara, menurut data terbaru.
Dalam acara kemenangannya, Macron memasuki Champs-de-Mars sambil menggandeng istrinya dan dikelilingi anak-anak muda, serta diiringi lagu kebangsaan Eropa, yakni "Ode to Joy" karya Beethoven.
Macron mengatakan ambisinya untuk lima tahun ke depan adalah untuk menjadikan Prancis lebih independen, membentuk Eropa yang lebih kuat, dan terus berinvestasi di negara tersebut guna menjadikan "Prancis sebagai bangsa ekologis yang hebat."
Dalam pidatonya, Macron berjanji akan mengakui keberadaan warga yang telah memilih Le Pen, serta berterima kasih kepada mereka yang telah memilih dirinya dalam putaran kedua melawan partai sayap kanan ekstrem.
"Saya bukanlah kandidat dari salah satu partai, tetapi presiden bagi semua pihak," ujar Macron, seraya menambahkan bahwa "kita harus menjadi kuat tetapi tidak akan ada yang dikesampingkan."
Macron mengatakan kepada para pendukungnya bahwa periode jabatan berikutnya tidak akan menjadi kelanjutan dari periode lima tahun pertamanya. "Era baru ini tidak akan menjadi kelanjutan," melainkan "lima tahun yang lebih baik," katanya.
"Saya sangat bangga dapat kembali mengabdi," tutur presiden terpilih itu.
Dalam pidatonya usai mengetahui hasil awal, Le Pen mengatakan "hasil itu sendiri merupakan kemenangan yang luar biasa."
"Jutaan rekan senegara kita telah memilih kubu nasional dan perubahan. Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada mereka yang memercayai saya pada putaran pertama dan mereka yang, dengan jumlah jutaan, bergabung dengan kami pada putaran kedua," ujarnya.
Le Pen terutama berterima kasih kepada para pendukungnya dari wilayah pedesaan dan luar negeri yang membantunya memimpin perolehan suara selama pilpres.
Kalah dalam pilpres keduanya melawan Macron, Le Pen menyerukan agar rakyat Prancis memilih dirinya dalam pemilihan legislatif mendatang.
Pada 2017, Macron dan Le Pen juga bersaing untuk menduduki jabatan presiden Prancis dalam pemilihan dua putaran, yang berakhir dengan terpilihnya Macron sebagai presiden dengan perolehan suara 66,1 persen.
Hasil resmi dari pilpres tersebut diperkirakan akan dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis pada Senin (25/4). Selesai
Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022