Garissa (ANTARA News/Reuters) - Pasukan Somalia yang bersekutu dengan militer Kenya menyerang sebuah pangkalan gerilyawan Al-Shabaab di dekat Afmadow, Jumat, dan mengatakan, mereka akan terus bergerak ke arah kota strategis itu, yang dianggap sebagai halangan untuk menguasai kota pelabuhan utama Kismayu.
Pasukan Kenya memasuki Somalia selatan hampir lima pekan lalu untuk memerangi Al-Shabaab yang dianggap bertanggung jawab atas penyerangan dan penculikan terhadap warga asing di negara itu. Mereka berperang bersama pasukan pemerintah Somalia dan milisi sekutunya, Ras Kamboni.
Seorang juru bicara Ras Kamboni mengatakan kepada Reuters, milisi itu dan pasukan Somalia (TFG) menyerang pangkalan tersebut, membunuh empat gerilyawan dalam bentrokan satu jam di medan berlumpur dan merebut dua kendaraan militer.
Juru bicara militer Kenya Emmanuel Chirchir mengkonfirmasi serangan itu namun mengatakan, tidak ada prajurit Kenya yang terlibat dalam insiden tersebut.
"Ya, terjadi serangan. TFG menyerang sebuah pangkalan Al-Shabaab sekitar tujuh kilometer dari Afmadow," katanya kepada Reuters. "Saya mendengar empat gerilyawan Al-Shabaab tewas dan satu orang ditangkap."
Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara Al-Shabaab, mengkonfirmasi bahwa mereka diserang Jumat namun mengatakan, mereka memukul balik pasukan itu dan membunuh tiga prajurit.
Pasukan Kenya pada Minggu (16/10) meluncurkan penyerbuan ke Somalia untuk memburu Al-Shabaab yang dituduh mendalangi penculikan warga asing di Kenya dan mengklaim telah membunuh puluhan gerilyawan dari kelompok tersebut.
Senin (17/10), Al-Shabaab membantah tuduhan Kenya bahwa mereka mendalangi sejumlah penculikan warga asing di negara tersebut akhir-akhir ini.
Al-Shabaab menuduh pemerintah Kenya menggunakan isu penculikan sebagai dalih untuk melakukan penyerbuan ke Somalia.
Dalam waktu kurang dari sebulan, seorang wanita Inggris dan seorang wanita Prancis diculik dari kawasan wisata pantai Kenya dalam dua insiden terpisah, yang merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata di Kenya.
Kamis (13/10), dua wanita pekerja bantuan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, kamp terbesar di dunia yang menjadi tempat bagi sekitar 450.000 pengungsi yang sebagian besar orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.
Penculikan-penculikan itu juga diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia. Belum ada tuntutan yang diumumkan oleh penculik bagi pembasan para sandera itu.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.
Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.
Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.
Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.
Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida.
Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida pimpinan Osama bin Laden.
Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.
Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.
Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011