Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan kembali melemah meski tipis di tengah sentimen pasar yang cenderung kembali positif.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarBank Jakarta pada Jumat sore turun satu poin ke posisi Rp8.966 dibanding hari sebelumnya Rp8.965.
Analis pasar Uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa pergerakkan rupiah cenderung melemah sepanjang akhir pekan ini meski masih dalam kisaran yang sempit.
"Kisaran rupiah bergerak sempit, sentimen negatif Italia perlahan berkurang sehingga pergerakkan rupiah terhadap dolar AS bisa dikatakan cenderung sideways atau mendatar," ucapnya.
Ia mengemukakan, terpilihnya perdana menteri Yunani baru berhasil mengurangi sentimen negatif pasar global termasuk di Asia.
"Rupiah masih mempunyai peluang penguatan terhadap dolar AS dipicu membaiknya sentimen global itu. Kisaran stabil rupiah berada pada level Rp8.800-8.950 per dolar AS," katanya.
Sementara itu, pengamat valas Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menyatakan bahwa pasar global membaik, menyambut positif turunnya perbaikan data di AS dan melonggarnya tekanan di Uni Eropa (UE).
Dari UE, lanjut dia, bank sentral Uni Eropa (ECB) terus melakukan pembelian atas obligasi Italia sehingga imbal hasil turun 39 bps menjadi 6,89 persen, dan penunjukkan mantan wakil gubernur ECB, yaitu Lucas Papademos sebagai perdana menteri baru interim di Yunani.
"Faktor itu berhasil mengurangi tekanan negatif pasar global pada perdagangan dua hari lalu. Namun, perbaikan sentimen ini bersifat jangka pendek karena belum ada solusi untuk penyelesaian krisis utang di Uni Eropa (UE) dan kemungkinan kegagalan euro sebagai mata uang," ujarnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (11/11) tercatat mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi Rp9.005 dibanding pada hari sebelumnya Rp8.975.
(T.KR-ZMF/S006)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011