"Kami sudah merasakan pengaruh terhentinya impor `hard-disk dari Thailand sejak awal November 2011. `Hard-disk` langka, sehingga harganya naik,"
Semarang (ANTARA News) - Bencana banjir di Thailand menjadi penyebab terhentinya impor hard-disk, sehingga berdampak harganya naik 20 hingga 30 dolar atau sekitar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.
Division Head Manager Notebook Advan Digital, Thandra Lianto, di Semarang, Jumat, mengatakan kenaikan harga hard-disk juga berpengaruh terhadap kenaikan harga laptop sekitar 10 persen.
"Tidak hanya Advan, tetapi merek lain juga terpengaruh terhadap banjir yang ada di Thailand karena selama ini komponen hard-disk diimpor dari Thailand," kata Tjandra.
Guna mengatasi hal ini, lanjut Tjandra, pihaknya mengupayakan mendapatkan hard-disk dari negara lain seperti Vietnam dan China.
"Kami sudah merasakan pengaruh terhentinya impor `hard-disk dari Thailand sejak awal November 2011. `Hard-disk` langka, sehingga harganya naik," katanya.
Naiknya harga tersebut, ujar Tjandra, berakibat perlunya penyesuaian harga laptop atau menekan harga dengan penjualan tanpa hard-disk.
Terkait dengan beralihnya sumber mendapatkan hard-disk, Tjandra mengaku produk Advan sampai sekarang masih tetap sekitar 6.000 unit per hari untuk semua produk.
"Advan memiliki tiga pabrik di kawasan industri Semarang Candi, Kota Semarang dengan jumlah karyawan sekitar 1.000 orang," katanya.
Ia menambahkan Advan juga sudah berhasil mengekspor berbagai produk di antaranya ke Amerika Latin dan Afrika.
Selama ini kebutuhan hard-disk, yang merupakan komponen paling penting dalam komputer banyak diperoleh dari Thailand, sehingga begitu impor dari negara tersebut terhenti memberikan dampak tersendiri.
Banjir yang selama beberapa minggu melanda banyak dataran rendah di Thailand Tengah, termasuk Ibu Kota Bangkok, mengakibatkan terjadinya pemotongan pengiriman hard-disk sekitar 51 juta unit hingga 125 juta unit.
Hal tersebut berdampak harga hard-disk bergerak lebih tinggi karena untuk mengantisipasi kekurangan.
(N008/I007)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011