"Pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan beserta para pemangku kepentingan di sektor transportasi hadir untuk melakukan pengaturan semaksimal mungkin sehingga antrian dan kemacetan dalam batas wajar," kata Sekretaris BPTJ Kementerian Perhubungan Zamrides dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Saat menjadi pembicara Ngopi Jabodetabek “Ngobrol Seputar Transportasi Jabodetabek” dengan tema “Mudik Lebaran dari Kacamata Milenial Urban” yang diselenggarakan BPTJ, dia mengatakan pemerintah juga melakukan pengaturan kenaikan tarif angkutan masih dalam wajar dan tidak menimbulkan dampak yang terlalu merugikan masyarakat.
Dari sisi kesehatan masyarakat yang ingin melaksanakan perjalanan dan telah mendapatkan vaksin dosis ketiga (booster) maka tidak wajib tes COVID-19. Sementara pelaku yg telah mendapatkan vaksin dosis kedua maka wajib menyampaikan hasil negatif antigen atau tes RT-PCR, dan bagi pelaku perjalanan yang baru mendapatkan dosis pertama maka wajib menyampaikan hasil negatif RT-PCR.
Dikatakan, dari segi keselamatan lalu lintas mulai dari uji kelaikan untuk angkutan jalan dengan Bus AKAP dan Pariwisata serta kapal angkutan penyeberangan dan persiapan pengemudi. Kemudian manajemen pelaku perjalanan kendaraan pribadi dengan memperhatikan kesiapan pengemudi, kesiapan kendaraan, pemilihan rute perjalanan dan pengaturan waktu perjalanan.
Milenial profesional yang juga Founder & Chairman Junior Doctors Network Indonesia dr. Andi Khomeini Takdir, SpPD mengingatkan pemudik terutama para milenial urban di Jabodetabek agar memenuhi syarat yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu sudah menerima 2 dosis vaksin dan 1 dosis vaksin penguat (booster).
Selain itu, pemudik diimbau memilih alat transportasi umum yang nyaman dan mematuhi penerapan protokol kesehatan, cek kondisi kesehatan sebelum berangkat mudik dan selalu sediakan alat-alat pelindung seperti masker cadangan, sabun cuci tangan dan hand sanitizer saat di perjalanan serta tetap menerapkan protokol kesehatan saat di perjalanan dan di kampung halaman.
Dirinya juga menghimbau calon pemudik yang mengalami gejala batuk, pilek, demam dan diare, atau kondisinya lemah sehingga tidak fit untuk melanjutkan perjalanan jauh tidak melakukan perjalanan mudik.
“Kuncinya 85,5 juta pemudik ini menerapkan protokol kesehatan. Bahwa kasus aktif di Indonesia semakin menurun, kita patut bersyukur, tetapi pandemi belum usai. Vaksin tidak menggaransi seseorang bebas dari COVID-19, tetapi mengupayakan terdapat antibodi. Kita masih tetap harus hati-hati,” katanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Litbang Kementerian Perhubungan terdapat potensi peningkatan jumlah pemudik Lebaran 2022 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Diprediksi sebanyak 85,5 juta orang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran 2022 di mana 14,3 juta diantaranya berasal dari Jabodetabek.
Baca juga: Menhub buka apel siaga posko Lebaran di Bandara Soekarno Hatta
Baca juga: Pemerintah tegaskan vaksin "booster" syarat utama untuk mudik
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022