Jakarta (ANTARA) - Pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan wujud nyata dan bentuk konkret dari sistem demokrasi, kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat bertemu organisasi kepemudaan Pemuda Demokrat Indonesia di Jakarta, Jumat.
Manifestasi demokrasi itu adalah keadilan sosial untuk masyarakat, sehingga pembangunan dan pemindahan IKN berorientasi pada konsep Indonesia sentris yang bertujuan pada pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, jelasnya.
"IKN ini mengubah orientasi dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris. Ini sebuah konsep keadilan yang luar biasa yang dibawa Bapak Presiden Jokowi," kata Moeldoko.
Pembangunan dan pemindahan IKN itu juga akan melahirkan keseimbangan baru yang dapat menjadi solusi permasalahan bangsa sekaligus menjawab tantangan bangsa, tambahnya.
Baca juga: Moeldoko: Pemindahan IKN final dan tidak perlu diperdebatkan lagi
"Menjadi solusi maksudnya IKN akan menyelesaikan berbagai persoalan masa lalu dan IKN sekaligus juga menjawab tantangan masa depan, seperti tantangan ketahanan air dan ketahanan energi," jelasnya.
Mantan Panglima TNI itu memastikan pembangunan IKN Nusantara akan terus berlanjut, menyusul adanya enam peraturan turunan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN yang berbentuk dua peraturan pemerintah (PP) dan empat peraturan presiden (perpres).
"Rencananya minggu depan akan diumumkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Kementerian PPN," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Pemuda Demokrat Indonesia Bahar Farawowan mengatakan pembangunan dan pemindahan IKN menjadi isu yang akan terus dibahas oleh kader dari berbagai organisasi kepemudaan.
Pemuda Demokrat Indonesia, katanya, juga akan gencar menyosialisasikan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN.
"IKN ini sebuah cita-cita luhur dari Bung Karno (Presiden Soekarno) yang bisa diwujudkan di era Presiden Jokowi. Pemuda Demokrat Indonesia siap mengawal program super prioritas ini," ujar Baharudin.
Pemuda Demokrat Indonesia merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) kepemudaan yang didirikan pada 1947. Organisasi yang sebelumnya bernama Pemuda Marhaen itu turut andil dalam pembentukan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Baca juga: Moeldoko: Pembangunan IKN bukan lagi prioritas tapi super prioritas
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022