Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, keinginan perseroan itu menjadi operator lima tahun pertama di Blok Cepu bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan hasil migas bagi negara. Juru bicara Pertamina M Harun di Jakarta, Senin mengatakan keinginan itu merupakan tindak lanjut arahan yang disampaikan Presiden Yudhoyonono dalam pertemuan beberapa waktu lalu. "Arahan Presiden itu disampaikan karena sebelumnya Pertamina mengajukan keinginan bertindak selaku pengendali utama operasi Blok Cepu selama masa pengelolaan lapangan yakni 30 tahun," ujarnya. Harun mengatakan, sejumlah alasan Pertamina mengajukan opsi sebagai operator lima tahun pertama adalah selaku BUMN yang 100 persen sahamnya dimiliki pemerintah, seharusnya perseroan diberi kesempatan tumbuh. Alasan kedua, karena secara historis Blok Cepu merupakan Wilayah Kerja Pertamina. Ketiga, biaya investasi dan operasi pengelolaan Blok Cepu akan lebih murah jika operasi dipegang Pertamina mengingat perbedaan yang mencolok atas biaya ExxonMobil dan Pertamina pada standar operasi yang sama. Keempat, menurut Harun, pengembangan Blok Cepu erat kaitannya dengan pengembangan kredibilitas Pertamina selaku perusahaan minyak nasional yang memiliki pengalaman panjang. "Karenanya, pada akhirnya Pertamina mengajukan usulan bertindak selaku penanggungjawab utama pada lima tahun pertama itu," ujarnya. Harun mengatakan, saat ini, pembahasan "joint operation agreement" yang akan menjadi dasar pengelolaan Blok Cepu menyisakan tiga item utama yang belum diselesaikan. Selain, hak "operatorship", isu lainnya adalah masalah "sunk cost" atau perhitungan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan masalah kompensasi. "Ketiga masalah ini memang cukup alot dalam pembahasannya, karena kita ingin memaksimalkan kepentingan pemerintah dan rakyat Indonesia," katanya. Ia melanjutkan, untuk operator bersama, Pertamina dan ExxonMobil sepakat melibatkan tenaga ahlinya di semua level organisasi dengan mekanisme pengawasan secara transparan. Sedangkan, pembicaraan mengenai "sunk cost", Pertamina dan ExxonMobil mendekati kesepakatan dalam menghitung besaran pengeluaran sesuai jumlah yang telah diaudit. "Masalah kompensasi juga memasuki tahap akhir pembicaraan untuk negosiasi jumlah kompensasi tunai," tambahnya. Pengelolaan Blok Cepu akan memberikan tambahan produksi minyak bagi Indonesia sebesar kurang lebih 170.000 barrel per hari pada tahun ke tiga setelah kegiatan pengembangan lapangan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006