New York (ANTARA News/AFP) - Kekhawatiran bahwa keruntuhan keuangan Italia bisa memecah zona euro mengirim pasar jatuh pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), dengan kerugian melampaui tiga persen di perdagangan AS.
Sebuah aksi jual obligasi pemerintah Italia mengirim imbal hasil (yield) ke tertinggi baru di atas 7,4 persen, sebuah tingkat yang terlihat tidak berkelanjutan untuk keuangan ekonomi terbesar keempat Uni Eropa.
Meskipun Perdana Menteri (PM) Italia, Silvio Berlusconi, berjanji untuk mengundurkan diri sekaligus meninggalkan panggung politik ketika negara secara tegas berkomitmen untuk rencana reformasi yang kredibel, pasar melihat masa depan masih belum jelas.
Portugal, Irlandia dan Yunani, semua negara yang jauh lebih kecil, dipaksa untuk mencari dana talangan (bailout) ketika utang mereka mencapai imbal hasil pada tingkat itu, dan beberapa analis mempertanyakan apakah 17 anggota zona euro bisa menangani penyelamatan besar seperti Italia.
Seiring dengan masih belum menentunya politik Yunani -- episentrum asli krisis -- gejolak mengirim euro tenggelam lebih dari dua sen AS menjadi 1,3544 dolar pada sekitar 22.00 GMT (Kamis 05.00 WIB), dari 1,3773 dolar sehari sebelumnya.
Pedagang didorong ke dalam dolar AS dan obligasi AS, sementara mengucilkan setiap risiko.
"Pasar obligasi Italia dalam kesulitan," kata Kathleen Brooks, seorang analis di pedagang Forex.com.
Ia menimpali, "Meskipun Berlusconi berjanji untuk mengundurkan diri setelah meloloskan reformasi penghematan melalui parlemen, pasar obligasi kemungkinan bereaksi terhadap potensi pemerintah koalisi yang rewel memasuki kekuasaan, yang bisa hanya memperburuk situasi fiskal Italia."
"Tampaknya investor sekarang mempertanyakan politik negara yang kekurangan uang dan lintasan keuangan -- dan, lebih penting, apakah itu bisa berarti bagi zona euro," kata Andrea Kramer dari Schaeffer Investment Research.
Pasar AS segera tenggelam pada pembukaan dan jatuh sepanjang hari, dengan Dow Jones Industrial Average ditutup turun 3,20 persen menjadi 11.780,94.
Indeks lebih luas S&P 500 turun 3,67 persen menjadi 1.229,10, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 3,88 persen menjadi 2.621,65.
Pasar utama Eropa bernasib agak lebih baik, pada kenyataannya.
Di London, FTSE-100 menyerah 1,92 persen pada 5.460,38 poin; di Paris CAC-40 kehilangan 2,17 persen menjadi 3.075,16 dan indeks DAX 30 di Frankfurt turun 2,21 persen menjadi 5.829,54.
Milan juga jatuh 3,78 persen dan Madrid jatuh 2,09 persen.
Beberapa analis mengatakan, krisis bisa berada di titik kritis, dengan Italia yang sangat besar untuk diselamatkan mengingat ukuran dari ekonominya, mencatat 20 persen dari output blok zona euro.
Keputusan Berlusconi "tidak melakukan apa-apa untuk membantu membendung kenaikan spiral imbal hasil obligasi Italia, sehingga beberapa komentator menunjukkan bahwa di atas kertas negara itu sekarang melewati titik bisa diselamatkan," kata Yusuf Heusen di IG Index di London.
Investor mata uang lari menyelamatkan investasinya. Yen naik, dengan membeli euro pada 105,38 yen dibandingkan dengan 107,50 yen. Euro turun menjadi 1,2316 franc Swiss dari 1,2382 franc pada Selasa.
Emas turun menjadi 1.774 dolar AS per troy ons dari 1.795 dolar AS.
Harga obligasi AS melonjak serta pembeli melarikan diri dari kertas (surat berharga) zona euro. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun turun menjadi 1,96 persen dari 2,07 persen pada Selasa.
Sementara itu, selisih (spread) tingkat pengembalian antara obligasi 10-tahun acuan Prancis dan Jerman naik ke rekor 1,47 persentase poin, naik dari hanya 0,45 persentase poin setahun lalu.
(Uu.A026)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011