Informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Rabu, menyebutkan bahwa longsor tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur Sukabumi dalam beberapa hari terakhir ini sehingga tebing setinggi empat meter yang berada di belakang rumah longsor.
"Pada kejadian ini tidak ada korban jiwa, namun dua rumah rusak milik Ahmad dan Angkan akibat tertimbun muatan tanah dari tebing yang longsor tersebut," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo.
Kejadian longsor ini, menurut dia, karena intensitas hujan yang cukup tinggi, selain itu daerah tersebut merupakan daerah rawan longsor. "Kami sudah memberikan bantuan darurat kepada para korban, namun tidak membuat tenda pengungsian, sementara korban mengungsi ke tetangga terdekat atau sanak saudaranya," tambah Usman.
Dikatakannya, sepanjang November ini kasus longsor terus terjadi yang menyebabkan 22 rumah rusak di 11 kecamatan seperti Kecamatan Cidadap, Bantargadung, Warungkiara, Nyalindung, Parungkuda, Kadudampit, Gunungguruh, Cibadak, Cisolok, Cikakak, dan Kalapanunggal.
Dari puluhan rumah yang rusak tersebut, terbagi dan beberapa kategori kerusakan dari rusak ringan sampai rusak berat. "Kami terus melakukan imbauan kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana longsor pada khususnya musim hujan ini agar waspada, dan upaya lainnya adalah memasang bronjong atau kawat penahan longsor dan menyebar petugas satuan pelaksana penanggulangan bencana," kata Usman.
Dari data BPBD di tahun ini dari hasil pemetaannya ada sebanyak 33 kecamatan dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi rawan longsor yang tersebar di wilayah utara dan selatan.
(KR-ADR/Y008)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
karena pemerintah sekarang sudah tidak memperdulikan lagi Rakyat Kecil