Jakarta (ANTARA) -
"Kami menyadari bahwa pengembangan riset dan inovasi untuk produk halal itu sangat strategis, tidak hanya karena populasi Muslim yang besar, tetapi memang ada permintaan atas produk halal yang terus meningkat," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pada acara peresmian fasilitas riset pangan BRIN yang diikuti via daring dari Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa Indonesia harus memperkuat sektor industri halal supaya bisa menjadi pemain aktif di pasar produk halal dunia.
"Tentu untuk penguatan sektor industri halal tersebut diperlukan riset yang cukup canggih, yang memerlukan SDM unggul dan infrastruktur," katanya.
Menurut dia, BRIN menyediakan laboratorium yang dilengkapi dengan instrumen penelitian canggih di Cibinong, Serpong, serta Gunung Kidul guna mendukung riset produk pangan halal.
Selain itu, ia mengatakan, BRIN terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam bidang riset dan membangun berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi produk halal.
Para pelaku usaha, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, ia melanjutkan, bisa memanfaatkan hasil-hasil riset dan inovasi produk pangan halal untuk melakukan diferensiasi produk dan meningkatkan nilai tambah produk.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pemerintah harus menambah alokasi anggaran untuk pendidikan dan riset supaya Indonesia bisa menjadi negara yang kompetitif.
"Anggaran untuk pendidikan dan riset harus ditambah, kuantitas dan kualitas peneliti harus dinaikkan, serta infrastruktur dan fasilitas riset harus ditingkatkan," katanya.
Dia mengemukakan bahwa negara-negara yang paling kompetitif di dunia adalah negara yang berinvestasi untuk kegiatan riset dan pengembangan.
Baca juga:
BRIN punya fasilitas riset produk pangan halal baru di Gunung Kidul
Wapres dorong pengembangan riset industri halal
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022