Mayoritas dari mereka bukan berasal dari wilayah Jakarta Barat.
Jakarta (ANTARA) - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat menjaring 26 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan lima pekerja seks komersial (PSK) saat melakukan patroli di kawasan Taman Sari pada Jumat dini hari.
"Kita berhasil menjangkau mereka di beberapa titik sepanjang kawasan Mangga Besar, sepanjang kawasan Hayam Wuruk, dan Gajah Mada," kata Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Jakarta Barat, Ivand Sigiro, saat ditemui usai patroli di kawasan Taman Sari.
Ivand mengatakan kegiatan ini dilakukan agar aktivitas PMKS dan PSK bisa diredam selama bulan Ramadan.
PMKS yang terjaring terdiri dari pengamen, pemulung, manusia gerobak hingga gelandangan. Mayoritas dari mereka bukan berasal dari wilayah Jakarta Barat.
Sedangkan untuk PSK yang terjaring adalah wanita yang kerap menjajakan jasanya melalui aplikasi Me Chat dan beraktivitas di rumah kos.
Dalam proses penjaringan, Ivand mengaku tidak ada perlawanan yang dilakukan para PMKS dan PSK kepada petugas. Dia memastikan proses berjalan dengan humanis tanpa kekerasan.
Lebih lanjut, pihaknya akan mendata seluruh PMKS dan PSK yang terjaring lalu mengarahkan mereka untuk menjalankan tes kesehatan.
"Kita arahkan untuk tes kesehatan seperti swab atau PCR tes. Kalau mereka positif COVID-19 mereka harus isolasi terlebih dahulu," kata Ivand.
Namun jika mereka tidak ada yang terpapar COVID-19, maka PMKS dan PSK itu langsung di bawa ke Panti Sosial untuk dilakukan pembinaan.
Baca juga: PSK dan transpuan yang dijaring dilatih jadi penjahit dan koki
Baca juga: Ini modus operasi koordinator PMKS di Jakarta Barat
Baca juga: Jakbar jaring 81 PMKS selama Ramadhan
Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022