"Di era Revolusi Industri 4.0 ini, bagaimana kita menyiapkan di internet, website, media sosial, seperti Facebook, Instagram. Bagaimana kita harus isi konten di NU-Online sebanyak-banyaknya," ujarnya saat memberi sambutan pada Apel dan Ahlalul Badar di Lapangan Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis malam.
Gus Nabil, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa organisasi Pagar Nusa yang dipimpinnya cukup besar, tetapi di media sosial justru tidak tampak.
Bahkan, kata dia, ketika ada kiai Nahdlatul Ulama menjadi korban perundungan, kader Pagar Nusa tidak muncul untuk memberikan pembelaan karena kurang aktif memantau perkembangan di media sosial.
Ia juga menyinggung pengikut media sosial Instagram NU-Online Banyuwangi yang hanya sekitar 5.500 follower.
"Apakah warga NU, termasuk Banser dan Pagar Nusa, di Banyuwangi ini hanya 5.500 orang? Ini sebagai satu contoh kecil saja. Kalau panjenengan (anda) semua menyadari, malam ini juga buka aplikasi Instagram NU-Online Banyuwangi dan jadi follower-nya," ucap dia.
Gus Nabil menambahkan bahwa NU-Online Banyuwangi sebagai penyambung informasi kepada masyarakat.
Oleh karena itu, ia mengajak kader-kader Pagar Nusa Banyuwangi berahlul badar dan menjadi kader yang bisa merefleksikan serta mengimplementasikan semangat para mujahid pada perang badar.
"Bagaimana mengimplementasikan sesuai kondisi saat ini, yang bukan lagi perang fisik, tapi peran di media sosial. Media sosial ini bukan perkara main-main, makanya harus dibantu semuanya, bagaimana di media sosial NU betul-betul bisa menguasai dan itu harus dimulai dari Banyuwangi," tegas Gus Nabil.
Pewarta: Fiqih Arfani/Novi Husdinariyanto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022