Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Kegempaan Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda tercatat sebanyak 2.432 kali dalam sehari, kata petugas pemantau gunung itu, Andi Suardi.

"Kegempaan kemarin mencapai 2.535 kali atau antara dua sampai tiga kali dalam semenit," kata dia di pos pemantau Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Selasa.

Ia mengatakan, aktivitas GAK itu memang cendrung stagnan dalam beberapa hari ini, yakni 2.000-an kali sehari dan tidak ada letusan dan erupsi material vulkanik.

Menurutnya, kegempaan gunung itu diperkirakan menurun dalam beberapa hari ke depan, namun tetap berpotensi naik setiap waktu.

"Gunung Anak Krakatau hanya mengeluarkan asap, tidak ada material yang keluar dari perut gunung itu," katanya.

Kemudian, potensi letusan dan erupsi material vulkanik tetap ada, namun hanya jatuh di sekitar badan gunung itu, sesuai dengan tipe gunung itu yang selalu memperbesar diri dengan muntahan material vulkanik untuk membentuk kubah baru.

"Statusnya masih tetap siaga dengan radius aman sekitar dua sampai tiga kilometer dari badan gunung," terangnya.

Hamdani melanjutkan, sampai saat ini gunung tersebut belum menunjukan tanda-tanda akan erupsi atau meletus, justru kegempaan relatif menurun dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.

"GAK masih sulit terpantau dengan visual mata karena tertutup kabut sepanjang hari, meskipun tampak hanya samar-samar," katanya.

Kemudian, kata Andi, sampai saat ini nelayan tetap melaut di sekitar gunung itu setiap malam hari yang tampak dari lampu-lampu kapal mereka.

Andi mengatakan, secara umum aktivitas gunung tersebut menurun, namun bisa naik secara mendadak karena aktivitasnya cenderung fluktuatif sepanjang tahun.
(ANT-048/H009

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011