Jakarta (ANTARA) - Co-Sherpa G20 Indonesia dan Staf Khusus Program Prioritas Kementerian Luar Negeri Dian Triansyah Djani menyebut bahwa aksi ‘walk out’ sejumlah negara anggota G20 dari salah satu pertemuan forum tersebut bukan sebagai bentuk sikap yang ditujukan kepada presidensi G20 yang tahun ini dipegang oleh Indonesia.
“Satu hal yang patut dicatat bahwa tindakan tersebut tidak ditujukan pada chair atau presidensi yang menjabat tapi merupakan refleksi posisi terhadap suatu negara tertentu. Jadi mungkin ini yang perlu dipahami,” kata Djani dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri RI dipantau dari Jakarta, Kamis.
Seperti diberitakan sebelumnya, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada melakukan ‘walk-out’ dari pertemuan G20 sebagai sikap protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Djani pun menjelaskan bahwa dalam berbagai pertemuan multilateral, hal tersebut adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, bukan hanya dalam konteks G20 saja.
“Walk out itu merupakan refleksi atau pandangan atau sikap negara-negara terhadap suatu negara tertentu dan ini dilakukan di banyak forum multilateral seperti PBB, dewan HAM, maupun pertemuan lainnya yang pernah saya alami pada saat saya menjabat sebagai duta besar. So it’s nothing new dan ini bukan khusus dilakukan di G20,” jelasnya.
Dia pun kembali menggarisbawahi bahwa sikap tersebut telah diantisipasi dan merupakan sesuatu yang lazim dilakukan dalam berbagai pertemuan multilateral.
“Yang penting untuk kami, terus terang, bahwasannya assessment tadi dari pertemuan tingkat FMCBG adalah agenda-agenda maupun pembahasan substansi tetap berjalan. Jadi kita tidak distracted dari pembahasan tersebut, dan semua berkontribusi terhadap pembahasan-pembahasan agenda-agenda tersebut,” jelasnya.
Baca juga: Aksi "walk out" AS hingga Inggris, Sri Mulyani: G20 jaga kerja sama
Baca juga: Menlu AS puji kepemimpinan G20 Indonesia dalam isu kesehatan global
Baca juga: Presiden Jokowi menyampaikan agenda prioritas G20 ke Menlu AS
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022