Surabaya (ANTARA News) - Meskipun virus avian influenza (AI), penyebab flu burung, terbukti masuk kawasan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya, pihak pengelola Kebun Binatang Surabaya (KBS) menyatakan satwa yang ada di lokasi tersebut masih aman dari gejala serangan virus mematikan itu. "Sampai saat ini tidak terlihat gejala-gejala masuknya virus itu, karena kami selama ini terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan satwa pada pagi dan sore hari," kata Manajer Konservasi KBS, drh. Liang Kaspe ketika dihubungi ANTARA News di Surabaya, Senin. Sebagaimana diketahui, kasus flu burung diketahui masuk Surabaya, setelah sejumlah ayam kampung milik warga RW.II Kelurahan Kedurus mati dan setelah bangkainya diperiksakan ke Balai Besar Veteriner Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, dinyatakan positif terserang virus AI. Menurut Liang Kaspe, KBS sudah melakukan pengamanan secara maksimal dan ketat untuk mencegah masuknya virus tersebut, seperti melalui penyemprotan desinfektan ke sarang-sarang satwa. "Itu sudah merupakan kegiatan rutin, termasuk pembersihan lingkungan agar satwa-satwa di sini selalu dalam kondisi sehat. Sejak dulu kami lakukan pencegahan ini secara proaktif," ujarnya. Dikatakannya, pemeriksaan rutin terhadap satwa-satwa piaran KBS itu bukan hanya karena merebaknya kasus flu burung, melainkan sudah merupakan kewajiban atau sesuai standar perawatan satwa. Ia terus terang mengaku juga khawatir, jika virus tersebut masuk ke KBS, tapi dengan pengamanan yang sangat ketat, diharapkan hal itu tidak sampai terjadi. "Pokoknya kami lakukan apa yang menjadi kewajiban dalam penanganan/perawatan satwa sesuai ketentuan standar," kata Liang Kaspe. Sementara penemuan kasus flu burung diketahui setelah Sahid, warga Kedurus, melapor ke Dinas Peternakan Kota Surabaya, bahwa sejumlah ayam milik saudaranya mati mendadak, dengan kondisi memerah. Petugas Dinas Peternakan kemudian mendatangi rumah tersebut dan memberi obat untuk ayam yang masih hidup serta membawa ayam yang mati untuk diperiksa. Penyebaran virus AI itu diduga berawal dari matinya 5 dari 10 ekor ayam kampung di Kedurus akibat tertulari dari burung-burung liar migran. Di sekitar lokasi penemuan kasus flu burung itu warga banyak memelihara merpati, selain ayam kampung dan ternak unggas lainnya. Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Esti Martiana, bahwa penularan virus AI di Kedurus diduga menyebar melalui merpati atau menthok yang dikandangkan di sebelah kandang ayam. Burung merpati dan menthok tersebut kiriman dari kerabat saat menggelar selamatan 100 hari meninggalnya pemilik ayam. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006