Mereka sering by default merasakan mengerjakan kegiatan rumah tangga lebih dominan, oleh karena itu dari segi akses terhadap layanan keuangan perlu diberikan suatu kekhususan sehingga tidak terhalangi mendapatkan pelayanan keuangan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan lembaga keuangan perlu membuat produk khusus untuk perempuan guna meningkatkan akses perempuan terhadap layanan keuangan.
"Mereka sering by default merasakan mengerjakan kegiatan rumah tangga lebih dominan, oleh karena itu dari segi akses terhadap layanan keuangan perlu diberikan suatu kekhususan sehingga tidak terhalangi mendapatkan pelayanan keuangan," kata Menkeu dalam webinar "Peran Perempuan Indonesia di Sektor Perbankan" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Peningkatan akses perempuan terhadap layanan keuangan dapat mengerek naik tingkat inklusi keuangan perempuan yang senilai 75,15 persen pada 2019, atau lebih rendah dari laki-laki yang senilai 77,2 persen.
Tingkat literasi keuangan perempuan yang sebesar 36,13 persen juga lebih rendah dari laki-laki yang sebesar 39,94 persen.
Layanan keuangan perlu lebih mudah diakses oleh perempuan agar pelaku usaha perempuan yang mencapai 21 persen dari total pengusaha bisa mengembangkan usaha dan memiliki kemandirian keuangan.
"UMKM yang dikelola oleh perempuan pada masa pandemi bisa lebih bertahan. Banyak wirausaha perempuan yang beralih ke usaha daring, ini menunjukkan bagaimana para perempuan begitu ulet," katanya.
Perempuan juga perlu didorong untuk menjadi mengakses pasar modal baik sebagai investor maupun pelaku usaha yang membutuhkan tambahan modal.
"Apabila literasi dan keterampilan perempuan di bidang keuangan ditingkatkan, mereka makin bisa mengembangkan usaha dan memiliki aset investasi," katanya.
Baca juga: Hari Kartini, Menkeu : Stigma keterbatasan perempuan hanya artifisial
Baca juga: Menkeu: Dorongan bagi potensi perempuan tambah 26 persen PDB global
Baca juga: Menkeu: Jumlah kredit perbankan untuk UMKM perempuan rendah
Baca juga: Sri Mulyani soroti isu dan tantangan sebagai pemimpin dan wanita
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022