Jayapura (ANTARA News) - Gerakan Rakyat Demokrasi (Garda) Papua mengutuk sejumlah aksi kekerasan yang tengah terjadi di wilayah tersebut, seperti tertembaknya warga sipil dan karyawan Freeport di Timika dan pasca Kongres Rakyat Papua (KRP) III di Padang Bulan-Abepura.
"Kami mengutuk keras sejumlah bentuk kekerasan yang terjadi di Tanah Papua, baik itu dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja dengan tidak memandang itu dari kelompok mana," kata ketua Garda Papua, Bovid Bofra, di Jayapura, Papua, Selasa.
Menurut dia, pihaknya sangat menyayangkan sejumlah perstiwa yang terjadi akhir-akhir ini di bumi Cenderawasih itu, dan mengakibatkan hilangnya sejumlah nyawa.
Sehingga hal ini mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak termasuk Garda Papua sebagai salah satu gerakan yang sangat peduli dengan wajah demokrasi.
"Seharusnya ada ruang demokrasi yang baik di bumi Cenderawasih ini, jangan karena sejumlah persoalan sehingga mengorbankan warga yang tidak berdosa," katanya.
Lebih jauh pria asal Biak itu katakan, sehari sesudah perhelatan KRP III di lapangan Zakeus/Wisli Padang Bulan-Abepura pertengahan Oktober lalu ditemukan tiga warga yang meninggal, dan aksi mogok karyawan Freeport di Timika Kabupaten Mimika yang berujung pada tertembaknya salah satu karyawan Freeport dan dua warga sipil telah menyedot parhatian semua pihak.
Tentang bagaimana mengatasi sejumlah persoalan daerah di Papua, seperti sengketa Pemilukada di Kabupaten Puncak -Ilaga, penembakan AKP Dominggus O Awes Kapolsek Mulia di kabupaten Puncak Jaya, ataupun tertembaknya salah satu karyawan Freeport dan sejumlah warga sipil lainya di Timika kabupaten Mimika.
"Semua mata lagi memandang Papua, elit politik, pemerhati, atau dari mana saja, mereka semua menyumbangkan ide bagaimana menyelesaikan masalah Papua," katanya.
Namun hal ini, tentunya harus mendapat kepedulian juga dari warga yang ada di Papua untuk itu pihaknya bersama sejumlah mahasiswa akan melakukan aksi demo damai di halaman Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) pada hari ini.
"Kami ajak semua pihak untuk peduli dengan persoalan di Papua tentunya dengan memberikan solusi yang baik," (ANT-185)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011