Muntok, Bangka Barat (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, mengajukan anggaran Rp20 miliar untuk pembangunan satu unit sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kecamatan Tempilang.
"Kami akan mengajukannya pada 2012 agar dapat segera dibangun SMK tersebut untuk menyediakan tenaga kerja tingkat madya yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah setempat," ujar Kepala Disdikpora Bangka Barat, Rozali di Muntok, Senin.
Ia menjelaskan, anggaran tersebut akan diajukan untuk mendapatkan prioritas dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan APBN 2012, sehingga pada 2013 pembangunan sarana dan prasaran SMK segera dapat dimulai.
Di Kabupaten Bangka Barat, saat ini baru terdapat tujuh unit SMK, yang terdiri dari tiga unit SMK Negeri di Kecamatan Muntok, Jebus dan Kelapa serta empat unit SMK Swasta di Muntok dan Kelapa.
Menurut dia, satu unit SMK yang akan dibangun masih dalam proses pengkajian jurusan yang sesuai dengan potensi daerah setempat dan masih dalam pertimbangan antara kejuruan bisnis atau peternakan dan perkebunan.
"Dengan dibangunnya SMK diharapkan lulusannya dapat mengembangkan potensi yang dimiliki daerah tersebut, sehingga masyarakat dapat lebih mandiri pengembangan perekonomian daerah," ujarnya.
Untuk saat ini, katanya, Disdikpora baru merencanakan pembangunan di satu kecamatan, namun setelah SMK di Tempilang tersebut beroperasi akan segera diikuti pembangunan satu unit SMK lagi di Kecamatan Simpang Teritip.
"Kecamatan Tempilang termasuk daerah yang paling jauh jaraknya dari kecamatan lain, untuk itu kami memprioriataskan daerah tersebut untuk segera dibangun SMK, untuk menyiapkan tenaga kerja madya terampil yang siap kerja sesuai kebutuhan daerah itu," ujarnya.
Untuk rencana berikutnya, katanya, satu unit SMK akan dibangun di Kundi, Kecamatan Simpang Teritip yaitu SMK Pertanian Perkebunan dan Perikanan, karena daerah tersebut memiliki potensi kelautan dan lahan perkebunan yang belum dimanfaatkan maksimal.
Ia mengatakan, upaya pembangunan SMK dengan jurusan yang disesuaikan potensi sumber daya alam yang dimiliki, bertujauan menyediakan tenaga kerja terampil dan mengatasi masalah pengangguran yang terus meningkat.
Dengan adanya SMK di setiap kabupaten, katanya, akan lebih banyak lulusan tenaga terampil dibidangnya masing-masing, untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan sendiri melalui disiplin ilmu yang sudah dimilikinya.
Sekarang ini, katanya, jumlah pengangguran yang semakin banyak disebabkan tenaga kerja lulusan SMA dan perguruan tinggi belum siap kerja, karena tidak memiliki ketrampilan khusus.
Menurut dia, lulusan SMK lebih mempunyai keahlian dan bisa langsung melakukan pekerjaan kelas menengah atau kerja mandiri, karena persentase materi pelajaran yang diberikan untuk SMK lebih ke pelajaran praktek dengan persentase 70 persen praktek dan 30 persen teori.
Ia menambahkan, materi pelajaran di SMK lebih banyak ke pelajaran praktek dengan harapan siswa lebih fokus pada jurusan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga siswa lebih terampil dan kreatif dalam menghadapi persoalan yang diterima pada saat ia bekerja.
"Kami akan terus berupaya meningkatkan jumlah SMK agar ke depannya dapat mencukupi kebutuhan tenaga terampil untuk mengisi posisi pada lapangan kerja yang dibutuhkan dunia usaha dan dapat mengurangi jumlah pengangguran," katanya. (DSD/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011