Muntok, Bangka Barat (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bangka Barat Rozali mengungkapkan, proses belajar mengajar dengan menekankan kejujuran dapat menjadi landasan kuat meningkatkan karakter siswa yang semakin jauh dari nilai agama dan nasionalisme.
"Begitu mudahnya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai budaya lokal melalui berbagai media mengakibatkan terjadinya degradasi moral, pemahaman nilai agama dan rasa nasionalisme," ujarnya di Muntok, Senin.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, katanya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangka Barat berupaya meningkatkan kompetensi setiap guru setempat untuk menyertakan nilai agama, kebangsaan dan moral dalam setiap mengajar di kelas masing-masing.
Ia mengatakan, kejujuran tersebut perlu ditanamkan sejak dini untuk meningkatkan karakter 35.966 siswa yang tersebar di lima kecamatan, meliputi Kecamatan Muntok 9.024 sswa terdiri dari 5.665 siswa SD, 1.696 siswa SMP, 1.665 siswa SMA, Simpang Teritip sebanyak 5.667 siswa terdiri dari 3.949 siswa SD, 1.165 siswa SMP, 553 siswa SMA,
Selanjutnya, Kecamatan Jebus, terdapat 9.741 siswa terdiri atas 6.654 siswa SD, 1.868 siswa SMP, 1.219 siswa SMA, Kalapa terdapat 6.619 siswa terdiri dari 4.255 siswa SD, 1.315 siswa SMP, 1.049 siswa SMA dan Tempilan terdapat 4.915 siswa terdiri dari 3.296 siswa SD, 1.042 siswa SMP dan 577 siswa SMA.
Menurut dia, Disdikpora tidak perlu menambah jam khusus untuk mata pelajaran yang memiliki muatan karakter seperti PPKN, Agama, Sejarah, budi pekerti dan lainnya, namun yang perlu ditekankan adalah penyampaian materi setiap mata pelajaran dengan menyertakan pengembangan nilai-nilai pengembangan kepribadian.
"Dalam pelajaran ilmu pasti pun kita bisa menyisipkan pelajaran berbasis karakter, misalnya dengan menekankan kejujuran dalam mengerjakan soal, saling toleransi antara murid dengan guru, memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan lainnya, itu merupakan salah satu bentuk pengembangan karakter siswa," ujarnya.
Ia menjelaskan, yang memiliki dominasi penyampaian pendidikan karakter adalah kreativitas para guru dalam menyampaikan materi mata pelajaran yang diajarkan, bukan memperbanyak mata pelajaran berbasis karakter.
Untuk itu, katanya, setiapp guru yang mengajar di Bangka Barat dituntut untuk mmenyampaikan laporan agenda tahunan pelajaran yang akan disampaikan melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) masing-masing bidang studi.
"Dalam rencana mengajar seperti Kurikulum, Silabus dan RPP yang dibuat wajib menekankan peningkatan karakter siswa, sehingga para siswa memiliki dasar kuat untuk mengembangkan budi pekerti yang sesuai dengan budaya ketimuran," ujarnya.
Ia mengatakan, pendidikan karakter perlu terus dkembngkan untuk meningkatkan etika generasi muda dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat berinteraksi sosial di masyarakat dengan baik.
Menurut dia, pendidikan karakter sangat luas seperti budaya, etika, sosial, untuk itu dalam penyusunan rencana kurikulum para guru dituntut untuk menyertakan materi tersebut baik secara tersurat maupun tersirat.
"Dengan penyampaian pelajaran yang mengandung nilai-nilai pengembangan kepribadian diharapkan para siswa dapat menjadi generasi muda yang memiliki kepribadian sesuai Pancasila, UUD 1945, Bineka Tunggal Ika dan NKRI," demikian Rozali. (DSD/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011