Ini harus diantisipasi karena Thailand sudah hampir dipastikan tidak akan mampu memenuhi ekspor beras ke Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia harus mengantisipasi dampak banjir di Thailand yang akan mempengaruhi ketersediaan pangan, terutama beras, di dalam negeri dengan menjamin stok beras dalam jumlah yang lebih dari cukup.
"Thailand merupakan salah satu lumbung beras di kawasan Asia Tenggara. Kalau mereka terganggu akibat banjir berkepanjangan, maka sedikit banyak akan berdampak kepada Indonesia," kata Ketua Yayasan Coop Indonesia, Adi Sasono, usai mengikuti Forum Group Discussion Edukasi Diversifikasi Pangan menuju Agrinex Expo 2012, di Kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jakarta, Senin.
Menurut Adi, dampak banjir di negeri Gajah Putih itu telah mengakibatkan 72 persen kawasan pertanian di negara itu mengalami gagal panen (puso).
Setiap masa panen Thailand setidaknya menghasilkan 25 juta ton beras, namun untuk tahun ini diperkirakan hanya 19 juta ton. Dengan begitu, Thailand diperkirakan kehilangan potensi ekspor beras pada tahun 2011 sebanyak 6 juta-9 juta ton per tahun.
"Ini harus diantisipasi karena Thailand sudah hampir dipastikan tidak akan mampu memenuhi ekspor beras ke Indonesia," ujarnya.
Selain Thailand, Indonesia juga memiliki pasar impor beras, seperti India, China, maupun Vietnam. Namun negara-negara ini juga harus mempersiapkan diri untuk menambah persediaan pangan dalam negeri mereka untuk mengantisipasi adanya bencana akibat buruknya iklim.
"Kita harus waspada. Tidak ada bencana saja kita sudah harus mengimpor beras. Ini yang harus dicarikan solusinya oleh pemerintah," tegas Adi.
(R017)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011